Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Sumo yang menggiurkan

Sumo terbuka untuk orang asing. konishiki, 28, pesumo hawaii hampir saja memalukan warga jepang. tingkatnya tergolong ozeki (letnan jenderal). untungnya jepang ada pesumo takahanada & wakahanada.

29 Februari 1992 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

ANDA pengangguran? Melamarlah ke Asosiasi Sumo Jepang di Tokyo. Itu kalau Anda punya tinggi badan di atas 173 sentimeter, berat lebih dari 75 kilogram, dan tamat SMP. Syarat lain, rambut Anda harus bisa dibentuk mage - seperti seorang samurai. Jika berhasil menjadi sumo, Anda tak akan keleleran. Rumah disediakan, gaji dicukupi, dan bisa-bisa dikerubungi cewek. Olahraga tradisional Jepang ini memang terbuka buat orang asing. Dari 800 sumowan profesional saat ini, 28 di antaranya warga luar Jepang. Warga Amerika Serikat tercatat 12 orang, Brasil 6 orang, Taiwan 4 orang, dan masing-masing 2 orang dari Korea Selatan, RRC, dan Argentina. Sebenarnya, ada sumowan dari Senegal, Afrika. Tapi, lantaran rambutnya susah dibuat mage maklum keriting ia pun putus asa lalu mundur. Hambatan fisik itu sebenarnya bisa saja diatasi. Lihat akal-akalan Konishiki yang rambutnya setengah keriting. Agar rambutnya bisa dibuat mage, ia pergi ke salon setiap empat bulan sekali untuk meluruskan rambutnya. Tinggi badan bisa juga disulap. Contohnya Mainoumi, 23 tahun, yang tingginya 171 sentimeter. Mainoumi sengaja menanam "benjolan" silikon di atas kepalanya agar tingginya mencapai 173 cm. Sumo muncul pada abad ke tujuh. Tapi ada pula buku Jepang yang menyebut sumo lahir tahun ke-23 sebelum tarih masehi. Yang jelas, di negeri Matahari Terbit itu sumo menjadi populer selepas Perang Dunia II. Nama-nama pesumo Wakanohana, Tochinishiki, Taiho, dan Kashiwado cukup kondang di Jepang. Sayangnya, dalam belasan tahun terakhir, pamor sumo memudar. Remaja Jepang menganggap sumo berbau feodal, karena mulai dari sepatu sampai pakaian diatur menurut pangkat. Begitu juga dalam tata krama. Baru tiga tahun belakangan ini, ada "gerakan kembali ke sumo". Tak lain karena ada semacam kekhawatiran sumo "dikuasai" bangsa asing. Remaja Jepang pun menjadi getol berlatih sumo. Gadis-gadis mulai melirik pesumo. Misalnya, gadis model Sumika Shioda menjadi pacar Konishiki. Bahkan bulan ini mereka akan menikah. Konishiki, 28 tahun, asal Hawaii, memang layak ditakuti. Tinggi badannya 187 sentimeter, berat 262 kilogram, terberat di antara pesumo profesional. Tingkatnya di sumo tergolong Ozeki (kira-kira setara dengan letnan jenderal di militer). Kalau saja Konishiki berhasil memboyong Piala Kaisar pada Grand Champion Januari lalu, tingkatannya sudah jenderal alias Yokozuna. Dan jika ini terjadi, geger lagilah Jepang karena jenderal sumo dipegang warga non-Jepang. Namun, mencapai tingkatan Yokozuna tak segampang membalik tangan. Ada tim juri yang menilai di luar gelanggang, misalnya harus punya falsafah sumo. Selain itu, karakter pun harus pilihan. Akan halnya Konishiki, "Apa ia punya teknik atau seni sumo? Saya kira tidak. Hanya berkat tubuh yang ultrabesar itulah ia bisa menang," kata pengritik sumo yang tak mau disebut namanya. Selama Grand Champion Januari lalu, Konishiki diejek sebagai, "Orang asing yang mengebom dengan daging." Konishiki tak menyukai olok-olok itu. "Itu julukan yang buruk," katanya. Ejekan itu mempengaruhi penampilannya. Dari 15 kali tanding, ia menang 12 kali dan sisanya kalah. Pemenangnya pesumo tuan rumah, Takahanada, yang hanya kalah sekali. Takahanada seperti dikarbit untuk menutup malu warga Jepang. Ia belum genap 20 tahun dan baru mencapai tingkatan "kolonel". Walau begitu, pemunculannya sudah lama diramalkan. Maklum, ia dari keluarga pesumo. Ayahnya, Fujishima, adalah bekas Ozeki. Setamat SMP, Takahnada dan kakaknya, Wakahanada, belajar sumo di klub Fujishima Beya. "Setiap usaha tak selamanya menghasilkan yang baik. Tapi dalam pertandingan jangan putus asa sampai saat-saat akhir. Dan sikap yang terpuji adalah yang mau berusaha," pesan ayahnya kepada mereka sebelum menjadi pesumo. Setahun kemudian Takahanada sudah menjuarai Makushita (pertandingan sumo tingkat III). Yang lebih spektakuler, Takahanada yang tingginya 186 cm dan berat 140 kg ini pernah mengalahkan "jenderal" Chiyonofuji. Sementara itu, potensi Wakahanada juga tak bisa dianggap enteng. Dengan tinggi badan 180 cm dan berat 119 kg, ia sudah mencapai "kolonel". Maka, nama WakaTaka menjadi sorotan remaja Jepang. Rumah mereka di Distrik Nakano, Tokyo, sering dikelilingi cewek yang siap membidikkan kamera. "Takahanada memang hebat. Tapi aku lebih suka Wakahanada, karena ia tampak naif. Mukanya kayak seorang bocah," kata gadis Mieko Usui, karyawati di pusat perdagangan Tokyo. Setelah menjuarai Grand Champion itu, kabarnya, Takahanada akan dipromosikan menjadi Sekiwake alias "mayor jenderal" pada turnamen Maret mendatang. Sedang Wakahanada bakal dipromosikan ke "brigadir jenderal". Jika Takahanada lolos, pangkat "jenderal" tak sulit diraihnya. Maklum, Takahanada warga Jepang, sehingga juri istimewa yang menentukan layak tidaknya seorang pesumo mencapai "jenderal" tak punya hambatan menentukan pilihan. Dengan munculnya dua bersaudara ini, olahraga sumo pun akan tetap milik orang Jepang. Dan pertandingan sumo tetap punya daya tarik memikat. Apalagi, bagi atlet yang menang, hadiah akan membanjir. Takahanada, misalnya, mengantungi uang sekitar Rp 373 juta lebih dari kejuaraan Grand Champion lalu. Belum lagi gaji bulanannya. Untuk perbandingan, sumo yang tingkatannya "jenderal" digaji sekitar Rp 27 juta sebulan. Sedang "letnan jenderal" dibayar sekitar Rp 22,5 juta per bulan. Pesumo biasa sekitar Rp 12,5 juta sebulan. "Sumo adalah olahraga untuk mencari duit, dengan mengeluarkan keringat dan air mata melalui latihan yang sangat keras dan berat," kata seorang pengamat sumo. Widi Yarmanto dan Seiichi Okawa (Jepang)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus