SESUDAH ditangani pelatih Jerman, Fred Korber, kesebelasan
Pardedetex mulai memperlihatkan bentuk. Di kandang sendiri,
Medan, akhir pekan lalu mereka berhasil menahan klub Jayakarta
0-0. Karena tadinya cuma 2 kali menang dan 4 kali kalah, keadaan
seri terakhir ini sudah menggembirakan boss T.D. Pardede. "Yang
penting jangan sampai kalah," katanya.
Jayakarta yang tadinya meraih satu kemenangan dan 1 kali seri,
keadaan seri lagi di Medan pun lumayan, walaupun semustinya bisa
menang. Soalnya, kata Iswadi Idris, pelatih merangkap kapten
Jayakarta, "lapangan licin. Saya juga terkejut . . . Mereka
(Pardedetex) tidak menyerang. "
Pardedetex memang memusatkan diri pada pertahanan yang kabarnya
sesuai dengan strategi Korber khusus untuk melawan Jayakarta.
Stadion Teladan dipadati oleh 25.000 penonton, melebihi
kapasitasnya. Pertandingan itu sendiri tidak menarik tapi
tampaknya tidak mengecewakan penonton, meskipun diguyur hujan.
Hujan itu menyebabkan wasit meniup peluit panjang 12 menit
sebelum waktunya atas persetujuan kedua pihak.
Tak Berdaya
Di stadion Pahoman, Tanjung Karang, sore yang sama hujan juga
mengguyur lebat. Kesebelasan tuan rumah, Jaka Utama membuat
kejutan, mengalahkan klub Tunas Inti, Jakarta 2-0. Ini adalah
kejutan kedua dari Jaka Utama dari 5 kali pertandingan. Dua
pekan lampau, mereka mencatat kemenangan atas tuan rumah NIAC
Mitra di stadion 10 Nopember, Surabaya 2-1. Sisa lainnya, 1 kali
seri dan 2 kali kalah.
Tunas Inti di kertas sebenarnya terhitung kesebelasan yang lebih
kuat dibandingkan Jaka Utama. Di situ Sudaryanto, kiper cadangan
tim PSSI Junior 1978. Juga Wahyu Tanoto, pernah memperkuat bond
Persija, Jakarta. Pengasuhnya adalah Sinyo Aliandu, bekas
pelatih nasional yang dibayar Rp 400.000 per bulan. Ini adalah
pertandingan ke-4 bagi Tunas Inti. Sebelumnya mereka baru menang
1 kali, seri 1 kali, dan kalah 1 kali. Mengapa tak berdaya
menghadapi Jaka Utama? "Bermain di kandang lawan," kata Aliandu,
"soalnya, mereka masih muda-muda, dan belum banyak pengalaman."
Dari sudut komersial, klub-klub Galatama tampak mulai menyedot
penonton. Pardedetex diperkirakan berhasil mengeduk Rp
11.000.000 dari stadion Teladan akhir pekan lalu. Tak heran,
jika T.D. Pardede berani mengontrak Steve Tombs dan Paul Smythe,
dua pemain dari klub Exeter City, Inggeris, serta pelatih Fred
Korber yang pernah menangani Arseto, dengan bayaran tinggi.
Angkanya tak disebutkan.
"Mustahil setiap pertandingan (di Medan) kami tak bisa mengaut
hasil bersih Rp 2.000.000," kata Rudolf Pardede, anak sang
majikan. Untuk putaran kompetisi ini, Pardedetex akan bertindak
sebagai tuan rumah untuk 13 kali pertandingan. Ini berarti Rp 26
juta sedikitnya pendapatan bersih baginya. Pardede malah
merencanakan dua pertandingan dalam sebulan di Medan. "Memang
baik bisnis ini," komentar orang di Medan.
Di Tanjung Karang, angka pemasukan memang tidak menggelembung.
Pertandingan kemarin belum tercatat hasilnya. Di Magelang,
kotanya hampir sebesar Tanjung Karang, klub Tidar Sakti masih
mengantongi pendapatan Rp 1.200.000 untuk 1 kali pertandingan.
Pendapatan terendah dari 3 kali pertandingan di sana (ketika
melawan Jaka Utama) adalah Rp 700.000. Itu pun lantaran
beredarnya karcis palsu. Tapi di Bogor, Bandung, dan Surabaya
pemasukan cukup menggembirakan. Ketika NIAC Mitra melawan
Pardedetex di Surabaya, misalnya, pemasukan tercatat Rp 11.294.
300.
Di Jakarta, tampak tak semua pertandingan mampu menyedot uang.
Pendapatan tertinggi agaknya baru dihasilkan dari pertandingan
Jayakarta melawan Indonesia Muda di stadion Menteng. Jumlah yang
dipungut Jayakarta Rp 6.000.000. Juga di Jakarta, untuk pertama
kalinya tercatat adanya pertandingan gratis buat umum, ketika
BBSA Tama melawan Cahaya Kita di stadion utama Senayan.
Cahaya Kita sampai akhir pekan lalu baru 2 kali turun ke
gelanggang, dan menang. Tim lain yang juga tak terkalahkan
adalah Arseto, yang mencatat 2 kemenangan dan 2 seri. Terakhir
Arseto melawan Sari Bumi Raya di Bandung 2-2. Indonesia Muda
yang termasuk kuat masih belum beruntung. Dari 3 kali
penampilannya, semuanya berakhir seri. Di urutan terbawah tetap
BBSA Tama yang tak pernah menang maupun seri dari 4 kali
pertandingan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini