Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Yang Berpuasa Di Pelatnas

Puasa ternyata bukan halangan bagi beberapa atlit pelatnas Sea Games X untuk tetap berlatih. Ada dua atlit justru memperbaiki prestasinya. (or)

11 Agustus 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PUASA ternyata bukan halangan bagi beberapa -- ya, sedikit atlit pelatnas SEA Games X untuk tetap berlatih. "Saya masih terus melakukan latihan seperti hari-hari sebelumnya," kata peloncat galah, Sudargo, seorang di antara 39 olahragawan cabang atletik yang menjalankan ibadah puasa. Sampai akhir pekan lalu, Sudargo mengaku belum pernah kehilangan 1 hari pun puasanya. Sekali saja ia absen dari latihan. "Hari itu kepala saya terasa pusing sekali, dan hampir muntah-muntah," katanya. Ia membantah hal itu disebabkan oleh puasa. "Soalnya, saya enggak bisa tidur malam harinya." Sudargo, 31 tahun, sama sekali tak mengurangi dosis latihannya. Ia melakukan latihan fisik 3 kali seminggu, dan latihan teknik setiap hari. Yang berubah baginya cuma acara latihan saja. Pagi hari ia berlatih ringan saja, seperti lari atau gerak badan lainnya. Latihan inti baru dilakukan petangnya. "Kalau pagi badan agak terasa lemas. Mungkin lantaran kurang tidur," tambahnya. Ia mengaku merasa fit waktu latihan sore hari. Bagaimana prestasi? Ketika mengikuti test, 2 hari sebelum puasa, Sudargo hanya mencapai ketinggian 3,80 m. Pekan lalu loncatannya bertambah tinggi 10 cm. Dibanding dengan rekor nasional 3,98 m atas nama Untung Pujadi, dalam test berikutnya Sudargo berusaha mencapai 4 m. Atlit lain -- juga berpuasa dan berprestasi -- adalah Budidarma. Ia digembleng dalam nomor lontar martil dan lempar cakram. Seperti halnya Sudargo, ia hanya merubah acara latihan saja tanpa mengurangi dosis. Budidarma juga tak menganggap puasa sebagai penghalang. "Malah hasil yang saya capai sekarang lebih baik dibanding waktu kejuaraan nasional lalu," ujarnya. Waktu diuji pekan lampau, lontaran martilnya lebih jauh 3 meter dari prestasinya semula 38 meter. Perbaikan juga terjadi pada lempar cakramnya. Pelari nomor 5.000 meter dan 10.000 meter, Amang Mulahela sempat pula berpuasa. "Hanya kuat 1 hari," katanya. Berpuasa ia pada hari pertama, dan "badan saya tak kuat untuk latihan." Mengapa tak diberi kelonggaran? "Latihan dilakukan berdasarkan jadwal yang sudah tersusun," kata pelatih Jootje Gosal. "Dosisnya tak mungkin lagi dikurangi. Apalagi waktu pertandingan semakin dekat." SEA Games akan berlangsung 21 s/d 28 September. Menurut Gosal, kedua atlitnya yang berpuasa -- Sudargo dan Budidarma tidak minta diistimewakan. "Lihat saja, mereka 'kan tetap segar dan lincah," kata Gosal sambil menunjuk pada Sudargo dan Budidarma yang tengah berlatih. Sudargo juga berpuasa di pelatnas tahun 1978, menjelang pesta sukan di Singapura. Ia tetap mendapat menu yang sama dengan banyak mereka yang tak berpuasa. "Malah selama puasa ini makan saya jadi berkurang," katanya. "Kalau hari biasa makan 3 kali sehari, sekarang cuma waktu berbuka dan sahur." Atlit lain yang melakukan ibadah puasa juga dijumpai dari cabang renang, soft-ball, polo air, hockey, dan menembak. Mereka juga berlatih dengan dosis yang dijadwalkan. Tapi, "semakin hari kelihatannya mereka yang berpuasa semakin berkurang saja," kata pengasuh pelatnas, Frans Ante.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus