Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Mobil

Honda ADV 150 Dipakai Turing: Paling Nyaman di Kelasnya, Mesin..

Honda ADV 150 memiliki torsi 13,8 Nm pada 6.500 rpm lebih responsif dibandingkan Honda PCX hanya 13,2 Nm pada 6.500 rpm.

12 Agustus 2019 | 11.51 WIB

Honda ADV 150 dijajal di jalanan Bali dalam World Premiere Riding Experiace pada Jumat 9 Agustus 2019. Dok AHM
Perbesar
Honda ADV 150 dijajal di jalanan Bali dalam World Premiere Riding Experiace pada Jumat 9 Agustus 2019. Dok AHM

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Kuta - Adventure merupakan segmen yang tak banyak dilirik oleh produsen otomotif. Di segmen sepeda motor, hanya dua pemain yaitu Honda dan Kawasaki lewat model trail maupun turing. Melihat pasar potensial, PT Astra Honda Motor menggarap pasar baru segmen adventure ringan lewat model matiknya, Honda ADV 150 turunan dari X-ADV 750cc.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Yang mengejutkan, motor yang baru dirilis pada 18 Juli 2019 ini belum genap sebulan sudah ada sekitar 7.000 SPK hingga 8 Agustus 2019. Honda pun tak muluk-muluk untuk model baru ini dengan memasang target dibawah Honda PCX yang penjualannya mencapai sekitar belasan ribu unit per bulan. "Kita targetkan 100 ribu per tahun," kata Direktur Marketing AHM Thomas Wijaya, pada Kamis 8 Agustus 2019.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dari tampilannya Honda ADV 150 gagah dengan model adventure yang paling mencolok memiliki suspensi dengan jarak travel yang panjang, ground clearance paling tinggi di kelasnya 165 mm dan penggunaan sokbreaker dengan subtank. Dalam ajang World Premier Riding Test Honda ADV 150 pada 9 Agustus lalu, AHM mempersilahkan menjajal Honda ADV 150 di jalur yang bervariasi mulai lalu lintas padat ala perkotaan di Bali hingga turunan maupun tanjakan di pegunungan Batur.

Touring sepanjang kurang lebih 200 km ini akan dimulai dari titik start Sunset Road Kuta. Rute yang ditempuh menjelajah jalanan desa Jatiluwih, menjajal aspal menuju rute Tukad Bangkung Plaga Petang, yang merupakan jembatan terpanjang di Bali.

Aktivitas Turing Honda ADV 150 di Bali

Kemudian perjalanan jelajah jalanan dilanjutkan menuju Kintamani yang merupakan salah satu obyek wisata dengan pemandangan danau dan gunung. Perjalanan dilanjutkan dengan medan lurus, berbelok, dan jalur panjang menjajal jalanan bypass Ngurah Rai hingga akhirnya rombongan menyelesaikan touring di Mall Bali Galeria Kuta.

Saat Tempo menaiki motor yang menggunakan basis mesin Honda PCX ini cukup nyaman dengan ketinggian jok ke tanah 795 mm. Tempo dengan tinggi badan hanya 160 sentimeter sedikit jinjit namun masih mudah mengendalikan motor saat berhenti seperti di lampu merah ataupun saat terjebak di kemacetan. Setang yang posisinya rendah namun lebar juga membuat tangan lebih rileks. Adapun posisi kaki tidak bisa selonjoran, sedikit tertekuk namun masih tetap nyaman.

Ketika mesin dihidupkan suaranya mesin dan knalpot halus mirip dengan suara Honda PCX maklum mesinnya hampir sama. Untuk menghidupkan pun sangat mudah karena telah menggunakan perangkat smart key yang juga menjamin keamanan dari aksi tangan jahil. Saat dihidupkan, layar instrumen sangat lengkap mulai dari penunjuk kecepatan, jarak tempuh dengan trip A dan B, arus aki, eco riding, hingga penunjuk tanggal dan bulan. Layar instrumen pun dilengkapi topi untuk lebih mudah dilihat dan tampilan kekinian dengan display negatif.

Honda ADV 150 dijajal di jalanan Bali dalam World Premiere Riding Experiace pada Jumat 9 Agustus 2019. Dok AHM

Pada rute tahap pertama, Tempo menghadapi kemacetan jalanan Kuta. Di sini, responsifitas mesin Honda ADV 150 diuji. Dipakai selap-selip diantara kendaraan, Honda ADV sangat nurut karena memiliki rake kemudi yang lebih tegak. Kemudi enteng dipakai belok. Mesinnya pun terasa putaran bawahnya lebih berisi dibandingkan pendahulunya Honda PCX 150. Maklum saja Honda ADV memiliki torsi 13,8 Nm pada 6.500 rpm dibandingkan Honda PCX hanya 13,2 Nm pada 6.500 rpm.

Selajutnya: Performa Motor saat Melewati Tanjakan...

Tak hanya mesin, pengereman juga diuji kehandalannya karena banyak pengendara yang slonong boy. Dengan keberadaan ABS, performa pengereman bisa diandalkan. Sayangnya, motor yang dirilis pada ajang GIIAS 2019 ini hanya dibekali ABS single channel. Ada beberapa rekan jurnalis rem bagian belakang sempat ngunci sampai bunyi ciet. Untuk menghindari hal tersebut, Tempo menerapkan teknis pada rem belakang tekan-lepas handel.

Pada etape kedua, medan yang harus dilalui adalah jalanan pedesaan dengan beberapa konturnya diselingi tanjakan turunan dengan jalur yang sempit. Di jalur ini, performa bawah mesin menjadi pengetesan. Sebenarnya putaran bawah lumayan nampol hanya saja untuk melewati jalanan yang penuh dengan tanjakan dan turunan perlu mengepaskan dengan momentum sehingga putaran mesin bisa sesuai dengan medannya. Ada beberapa rekan mengungkapkan gagal menempatkan pada momentum yang pas sehingga akhirnya tenaga motor kurang 'ngisi'. Kedua untuk mendapatkan power yang maksimal, selongsong gas Honda ADV ini harus diurut tidak bisa sembarang dibejek.

Melewati tanjakan maupun turunan yang dilengkapi dengan tikungan cilukba ini, suspensi bekerja dengan maksimal. Suspensi mampu memberikan performa maksimal tanpa ada gejala sampai geal-geol meski dipakai nikung. Rebound sokbreaker juga pas sehingga motor tetap terkendali. Hanya saja, Tempo merasakan ketika melewati jalanan rusak seperti conblok rusak terasa getaran sampai badan. Memang dipakai di jalanan rusak sokbreaker terlalu keras kemungkinan kompensasi dari performa stabil saat melibas tikungan.

Honda ADV 150 dijajal di jalanan Bali dalam World Premiere Riding Experiace pada Jumat 9 Agustus 2019. Dok AHM

Meski ban yang memiliki tipe semi offroad tetap lengket di aspal. Beberapa kali melewati tikungan maupun jalanan basah pada etape awal tetap kuat mencengkram. Kombinasi ukuran ban depan dengan ukuran 110/80–14 M/C Tubeless dan ban belakang 130/70–13 M/C Tubeless juga menjadi penyumbang performa yang optimal di jalanan menikung.

Di rute ketiga, Tempo sempat beberapa kali menjajal performa kecepatan tertinggi yang bisa diraih motor dengan bobot 132 kilogram ini. Hasilnya, Tempo hanya mampu meraih kecepatan 112 kilometer per jam karena dihalangi kendaraan lain. Beberapa rekan jurnalis blogger ada yang mengungkapkan bisa meraih hingga 117 kilometer per jam. Bahkan Thomas Wijaya yang ikut dalam rombongan turing juga cukup berani menggeber motornya. "Ya sekitar 113-115 kilometer per jam," ujarnya.

Konsumsi bahan bakar motor ini, Tempo berani bilang paling irit dibandingkan kompetitor. Saat melewati etape kedua yang penuh tanjakan, turunan dan tikungan tajam, Tempo bisa meraih di angka 48 kilometer per liter berdasarkan yang terlihat di dasbor Honda ADV. Pada jalur yang banyak jalanan lurus pada etape ketiga, Tempo mampu meraih angka yang lebih tinggi 53 kilometer per liter. Adapun petunjuk BBM di dasbor untuk menyelesaikan jarak sekitar 200 kilometer ini, pertamax yang tersisa sekitar separuhnya dari tangki yang berukuran 8 liter.

Soal kenyamanan jok masih bisa diandalkan. Jok pada motor Honda memang dikenal cukup keras. Meski demikian, kontur yang disesuaikan dengan segitiga kenyamanan tidak akan membuat pengendara cepat pegal. Tempo merasakan meski jok keras namun selama menempuh perjalanan selama 200 kilometer dengan 3 kali titik istirahat masih nyaman.

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus