Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ada kejutan dari PT Piaggio Indonesia pada pertengahan Mei ini. Agen pemegang merek Vespa dan Piaggio di Indonesia ini meluncurkan skuter baru di toko baju!
Selain menjadi lokasi peluncuran produk, The Goods Dept, gerai fashion di Mal Pacific Place SCBD Jakarta Selatan, kini menjadi "dealer bayangan" Vespa dan Piaggio. Penggemar skuter yang punya julukan lebah besi ini cukup datang ke The Goods Dept untuk membukukan pemesanan dan membayar dengan skema tunai ataupun cicilan seperti di dealer. "Kami yang meneruskan pesanan tersebut ke dealer di sekitar Jakarta," kata Chris Kerrigan, salah satu pendiri The Goods Dept, Rabu lalu.
Tak cuma itu kejutannya. Tahun ini, ternyata Piaggio mulai bermain di segmen baru. Melalui model Vespa S 125, produsen asal Italia itu berniat menyengat pasar skuter 125 cc. Tak mau tanggung, demi masuk kelas skuter otomatik (skutik) menengah yang pasarnya cukup masif, sekitar 200 ribu unit per bulan, Piaggio tidak melanjutkan produksi Vespa S 150 yang pernah berjaya di segmen menengah-atas.
Managing Director Piaggio Indonesia, Marco Noto De La Diega, mengakui Vespa S 125 mengincar segmen pasar yang lebih masif. Vespa, kata dia, kini punya pilihan produk yang lebih banyak dan kisaran harga yang lebih lebar. Dengan Vespa S 125, range harga produk Vespa kini terentang di interval Rp 20-40 jutaan. Namun La Diega menampik jika dikatakan Vespa S 125 disebut sebagai bentuk downgrade dari S 150. "Semua fitur tetap sama, hanya mesinnya yang lebih kecil dan hemat," ujarnya.
Dengan mesin kecil dan harga jual Rp 28,5 juta, Vespa S 125 agaknya berniat merebut konsumen skutik merek Jepang. Meski selisih harganya masih terpaut jauh dengan pesaing yang mematok banderol Rp 15-17 jutaan, juru bicara Piaggio Indonesia, Robby Gozal, yakin produknya bisa meraih penjualan yang baik. Sebab, kata dia, Vespa memiliki komunitas penggemar fanatik, model klasik, serta fitur premium, seperti kunci immobilizer dan transmisi CVT (continuous variable transmission) yang menjadi nilai tambah.
Di kelas skutik 125 cc, Vespa S 125 harus berhadapan dengan Honda Vario 125, Yamaha GT, dan Suzuki Hayate. Selain harga yang lebih murah, skutik-skutik Jepang ini juga punya keunggulan lain berupa fitur baru yang tak kalah canggih. Honda Vario 125, misalnya, kini memiliki fitur idling stop system (ISS) yang biasa digunakan mobil kelas menengah untuk menghemat bahan bakar. Fitur ini memungkinkan mesin mati secara otomatis saat berhenti beberapa saat.
Menurut Executive Vice President PT Astra Honda Motor, Johannes Loman, Vario 125 eSP yang diluncurkan pada Februari lalu memungkinkan Honda meraih pangsa pasar yang lebih baik tahun ini. Apalagi, kata dia, seri Vario sudah menguasai lebih dari sepertiga pangsa pasar skutik kelas menengah-atas. Dibanding Vespa, Honda memiliki rentang produk skutik yang lebih luas karena bermain di kelas 110 cc, 125 cc, dan 150 cc.
Keunggulan lain dari merek-merek Jepang ialah adanya fasilitas perakitan lokal. Dengan pabrik di dalam negeri, harga jual bisa ditekan dan ketersediaan komponen untuk layanan purnajual cukup terjamin. Berbeda dengan Piaggio yang masih mengandalkan basis produksi di Vietnam, sehingga masih menanggung biaya impor yang tak murah serta pemesanan yang memakan waktu.
Dengan fasilitas perakitan lokal, beberapa produsen Jepang bahkan sudah memperluas pasar ke luar negeri. Presiden Direktur PT Indomobil Sukses Internasional Tbk, Gunadi Sindhuwinata, mengatakan skutik Suzuki di kelas 125 cc menjadi produk utama yang akan diekspor hingga beberapa tahun ke depan. Dengan jangkauan pasar yang lebih lebar, peluang satu produk untuk mengalami upgrade kualitas lebih terbuka.
Lantas, siapa yang bakal unggul atau terlempar di segmen ini? Pasar yang akan membuktikannya.FERY FIRMANSYAH
Petarung di Kelas Skutik 125 cc
Vespa S 125
Honda Vario 125 eSP - CBS ISS
Yamaha All New Soul GT 125
Suzuki Hayate 125
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo