Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Mobil

Morris Minor Tua dari Ciamis Ini Anti Mogok Digunakan untuk Perjalanan Jauh

Morris Minor buatan 1959 milik Sutendi ini pernah dipakai berkendara dari Ciamis, Jawa Barat, menuju Sabang, Aceh.

10 Oktober 2023 | 08.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Mobil Morris Minor lansiran Inggris 1959 yang dibawa dalam Kustomfest 2023. TEMPO/Pribadi Wicaksksono

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Yogyakarta - Seorang haji asal Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Sutendi, turut membawa sebuah koleksi mobil kunonya mejeng dalam gelaran Kustomfest 2023 yang berlangsung di Yogyakarta, 7-8 Oktober 2023. Tunggangannya adalah mobil jenis station wagon Morris Minor lansiran pabrikan Inggris 1959 yang sudah direstorasi bagian belakangnya menjadi mirip pikap dengan bodi penutup.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sutendi menuturkan, mobil yang menghidupkan mesinnya masih dengan tenaga engkol itu ia kendarai langsung dari Ciamis ke pameran Kustomfest di Yogyakarta bersama sang istri.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Dari Ciamis Jumat, 6 Oktober jam 17.00 sampai Yogya Sabtu, 7 Oktober jam 14.00, istirahat sekali di Banjarnegara," kata Sutendi.

Sutendi menuturkan, mobil berkapasitas mesin 1.000 cc itu tak pernah buruk performanya dan mengecewakan dirinya selama dibawa perjalanan jauh. Ia membeli mobil kuno itu dari seorang dokter di Surabaya yang praktek di Purwokerto tahun 1990. Kemudian merestorasi bodinya saja.

"Mesin masih orisinil, hanya bodi wagonnya yang saya potong karena saat beli itu sudah hancur dan hanya diletakkan di bawah pohon," kata Sutendi.

Sutendi membeberkan, jurusnya agar si Morris Minor ini tak bermasalah saat dibawa perjalanan jauh kuncinya hanya pada mesin yang dirawat atau tidak.

"Penyakit utama mobil tua itu kan salah satunya bagaimana air radiator tidak turun bercampur oli, makanya yang saya fokuskan rawat pada sela antara blok mesin dengan silinder kop itu bahannya sama-sama dari besi tuang (paduan besi-karbon)," ujar dia.

"Kalau mobil-mobil sekarang kan umumnya antara blok dan silinder itu bagian bawahnya besi tuang tapi bagian atasnya pakai aluminium," kata dia.

"Kalau ingin mempertahankan mesin original-nya kalau yang aluminium itu sudah sulit mau cari yang baru, padahal lubang-lubang untuk air pendingin kalau dari alumunium itu lebih cepat dimakan usia," tutur dia.

Berkat restorasi dan perawatan mesin yang ia lakukan itu, Sutendi nyaris tak pernah menyewa jasa angkut jika hendak menghadiri acara komunitas.

Bahkan, tahun 2021, ia pernah mengendarai mobil itu dari Ciamis ke Sabang selama 31 hari atau sebulan penuh.

"Perjalanan ke Sabang lama karena kalau malam berhenti, untuk keamanan saja," kata Sutendi.

Sutendi menuturkan, meski populasi Morris Mini yang mirip oplet dalam serial TV Si Doel itu mungkin di Indonesia masih lumayan banyak, namun ia tak pernah berniat menjual koleksinya.

"Kalau ada yang menukar alun-alun dengan mobil ini juga tidak akan saya berikan, he he," ujarnya berkelakar.

Pilihan Editor: Tiga Mobil Kepresidenan Era Soekarno Ramaikan Kustomfest 2023






Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus