Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Para pahlawan nasional selalu memiliki kata-kata bijak, tentang semangat kemerdekaan yang mereka perjuangkan.
Hal ini bisa dijadikan perenungan dan pembelajaran bagi generasi Indonesia yang akan datang. Tidak bisa dipungkiri, semangat nasionalisme yang dibangun dalam tubuh negara Indonesai oleh para tokoh-tokoh pahlawan lahir dari kutipan-kutipan yang mereka sampaikan.
Kata-kata bijak atau yang saat ini sering disebut quotes keluar dari mulut para tokoh tidak sembarangan. Hal ini keluar karena semangat dan jiwa revolusi mereka ketika memperjuangkan Indonesia. Selain itu, sikap progresif para tokoh yang mereka cerminkan dari berbagai macam literatur yang dibaca. Berikut kata-kata bijak para tokoh-tokoh di awal kemerdekaan Indonesia.
Sukarno:
- "Bermimpilah setinggi langit. Jika kamu jatuh, kamu akan jatuh di antara bintang-bintang."
- “Kemerdekaan hanyalah didapat dan dimiliki oleh bangsa yang jiwanya berkobar-kobar dengan tekad ‘Merdeka, merdeka atau mati'!”
- “Tak masalah jika aku harus dipenjara. Namun, aku ingin dipenjara bersama buku, karena dengan buku aku menjadi bebas.”
- “Kurang cerdas bisa diperbaiki dengan belajar. Kurang cakap dapat dihilangkan dengan pengalaman. Namun tidak jujur itu sulit diperbaiki.
Sultan Hamengkubuwono IX:
- “Membalas akan membuatmu sejajar dengan musuhmu, tetapi mengampuninya akan menempatkanmu di atas musuhmu.”
- “Walaupun saya telah mengenyam Pendidikan Barat yang sebenarnya, tetapi saya pada dasarnya adalah dan tetap seorang jawa.”
RA Kartini:
- "Gadis yang pikirannya sudah dicerdaskan, pemandangannya sudah diperluas, tidak akan sanggup lagi hidup di dalam dunia nenek moyangnya."
- "Untuk sementara didiklah, berilah pelajaran kepada anak-anak perempuan kaum bangsawan: dari sinilah peradaban bangsa harus dimulai. Jadikanlah mereka ibu-ibu yang cakap, cerdas, dan baik. Maka mereka akan menyebarluaskan peradaban di antara bangsanya."
Ki Hajar Dewantara:
- “Kalau suatu ketika ada orang meminta pendapatmu,apakah Ki Hadjar itu seorang nasionalis, radikalis, sosialis, demokrat, humanis, ataukah tradisionalis, maka katakanlah bahwaaku hanyalah orang Indonesia biasa saja yang bekerja untuk bangsa Indonesia dengan cara Indonesia.
- "Setiap orang menjadi guru, setiap rumah menjadi sekolah."
Sutan Sjahrir:
- “Setiap orang Asia yang terpelajar, yang hidup di negeri terbelakang dan memimpikan suatu kemungkinan supaya negerinya memperoleh persamaan yang nyata dengan Barat yang kaya dan modern, pada dasarnya akan berpikir secara sosialis.”
- “Kita hendak bekerja atas dasar kemerdekaan jiwa orang, atas dasar kerakyatan, atas dasar sukarela, mufakat dan kerjasama, dan tidak dengan paksaan seperti yang telah dilakukan di negeri-negeri totaliter dan diktatur itu.”
Dewi Sartika:
- “Di samping pendidikan yang baik, perempuan bumiputra harus dibekali pelajaran yang bermutu. Perluasan pengetahuan akan sangat berpengaruh bagi moral kaum perempuan bumiputra. Pengetahuan tersebut hanya diperolehnya dari sekolah.”
- “Hanya dengan Pendidikan kita akan tumbuh menjadi suatu bangsa.”
Bung Tomo:
- “Kita tunjukan bahwa kita adalah benar-benar orang yang ingin merdeka, lebih baik kita hancur lebur daripada tidak merdeka."
- “Ingatlah! Bahwa dari dalam kubur, suara saya akan lebih keras daripada dari atas bumi.”
- Kata bijak Tan Malaka lainnya: “Bila kaum muda yang telah belajar di sekolah dan menganggap dirinya terlalu tinggi dan pintar untuk melebur dengan masyarakat yang bekerja dengan cangkul dan hanya memiliki cita-cita yang sederhana, maka lebih baik pendidikan itu tidak diberikan sama sekali.”
GERIN RIO PRANATA
Baca: Kalimat-kalimat Bijak Jenderal Hoegeng yang Banyak Dikutip Publik
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini