Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kominikasi dan Digital (Komdigi) Meutya Hafid memberhentikan Prabu Revolusi dari jabatannya sebagai Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) di Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Prabu Revolusi memiliki perjalanan karier yang panjang dan beragam. Berikut setidaknya tujuh fakta menarik tentang dirinya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
1. Latar belakang pendidikan yang mengesankan
Prabu Revolusi menyelesaikan pendidikan sarjananya di Institut Teknologi Bandung (ITB), jurusan Teknik Fisika, pada tahun 2005. Ia kemudian melanjutkan studi ke jenjang magister di Universitas Paramadina, mengambil bidang Komunikasi Politik, dan berhasil meraih gelar Master of Science pada tahun 2017.
Tak berhenti di situ, Prabu melanjutkan pendidikannya ke tingkat doktoral di Universitas Sahid Jakarta, dengan fokus pada bidang Komunikasi dan Studi Media. Selama lima tahun, dari 2017 hingga 2022, ia menempuh pendidikan tersebut hingga akhirnya memperoleh gelar Doktor Sains pada Mei 2022.
2. Pernah berkarir sebagai jurnalis
Prabu Revolusi memulai kariernya di dunia penyiaran sebagai pembaca berita di stasiun televisi METRO TV pada tahun 2008. Di sana, ia juga sempat menjabat sebagai Produser hingga April 2014. Setelah meninggalkan METRO TV, Prabu bergabung dengan Rajawali Televisi (RTV) pada tahun 2014-2015, di mana ia menduduki sejumlah posisi penting, seperti Lead Anchor, Executive Producer, dan Deputy Head of News Creative Committee.
Perjalanan kariernya berlanjut ke CNN Indonesia, di mana ia menjadi Senior News Anchor mulai Juni 2015 hingga Desember 2019. Selama periode yang sama, ia juga memegang tanggung jawab sebagai Manager of Digital Content Enrichment dari Mei hingga Desember 2019. Setelah meninggalkan CNN Indonesia, Prabu memperluas pengalamannya di bidang penyiaran dengan menjabat sebagai News Director, Vice President Business Development, dan Corporate Secretary di MNC Media.
Selain itu, ia pernah menjabat sebagai Chief Operating Officer (COO) di BuddyKu, sebuah platform digital, serta menjadi Pemimpin Redaksi di iNewsTV, yang memperkuat rekam jejaknya sebagai sosok profesional di dunia media dan penyiaran.
3. Berkiprah sebagai dosen
Pada 2016, ketika tengah menempuh studi magister, Prabu Revolusi mulai mengajar di Universitas Paramadina. Ia berkontribusi sebagai dosen di bidang Jurnalistik dan Komunikasi. Hingga kini, ia tetap aktif mengajar di universitas yang juga menjadi tempat ia menyelesaikan studi pascasarjananya.
4. Pernah dipecat dari TPN Ganjar-Mahfud
Prabu Revolusi, yang sebelumnya menjabat sebagai Deputi Komunikasi 360 dalam Tim Pemenangan Nasional (TPN) pasangan capres-cawapres Ganjar Pranowo dan Mahfud MD pada pemilu 2024 lalu, dikabarkan telah diberhentikan dari posisinya sebelum berkas tim kampanye resmi diserahkan ke Komisi Pemilihan Umum (KPU). Informasi ini dikonfirmasi oleh Juru Bicara TPN Ganjar-Mahfud, Chico Hakim.
Kabar pemecatan Prabu muncul di tengah isu bahwa ia telah bergabung dengan kubu pesaing, pasangan capres-cawapres nomor urut dua, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. Sikap ini menuai penyesalan dari pihak TPN Ganjar-Mahfud, sebagaimana diungkapkan Chico Hakim, yang menyayangkan keputusan mantan Deputi Komunikasi tersebut.
5. Diangkat menjadi Komisaris Kilang Pertamina Internasional
Prabu Revolusi telah resmi diangkat sebagai Komisaris Independen PT Kilang Pertamina Internasional (KPI). Penunjukan ini dikonfirmasi oleh Sekretaris Perusahaan KPI, Hermansyah Y. Nasroen. "Betul, sebagai Komisaris Independen," ujar Hermansyah dalam pernyataannya kepada Tempo melalui aplikasi perpesanan pada Sabtu, 24 Februari 2024.
Menurut Hermansyah, Prabu mulai menjabat sebagai Komisaris Independen di anak usaha PT Pertamina (Persero) tersebut sejak Februari 2024. Ia juga menegaskan bahwa meskipun Prabu bergabung, susunan Dewan Komisaris KPI tidak mengalami perubahan.
SHARISYA KUSUMA RAHMANDA I YOLANDA AGNE I AMELIA RAHIMA SARI