Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Manusia modern awal di Indonesia dan Asia Tenggara diyakini telah hadir sejak 45.000 tahun lalu. Kehidupan manusia modern awal tersebut diklasifikasikan ke dalam tiga tahap, yaitu tahap hingga akhir zaman es (sekitar 12.000 tahun yang lalu), tahap keberadaan ras Austromelanesoid, dan penutur bahasa Austronesia sekitar 4.000 tahun lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berdasarkan karakter fisiknya, manusia itu tergolong dalam ras Mongoloid yang selanjutnya berkembang menjadi bangsa Indonesia di masa kini. Lantas, bagaimana sejarah nenek moyang bangsa Indonesia?
Asal-Usul Nenek Moyang Bangsa Indonesia
Melansir Modul Ajar Gelombang Migrasi Manusia Praaksara ke Nusantara (2022) karya Anis Nurohmah, berikut berbagai teori dan pendapat para ahli terkait asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia:
1. Kern
Ilmuwan Belanda, Kern meyakini bahwa nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari daratan Asia. Dia menyebut bahasa-bahasa yang digunakan oleh suku-suku di tanah air, Mikronesia, Melanesia, dan Polinesia memiliki akar yang sama, yaitu bahasa Austronesia.
Menurut dia, nenek moyang bangsa Indonesia menggunakan perahu-perahu bercadik untuk menuju ke kepulauan Indonesia. Hal tersebut didukung oleh adanya persamaan nama dan bahasa di daerah Campa dan Indonesia, serta istilah-istilah binatang dan alat perang yang digunakan.
2. JLA Branders
Brander menyebut suku-suku yang berada di kepulauan Indonesia memiliki kesamaan fisik, etnik, dan bahasa dengan beberapa bangsa di daerah yang melintang dari utara di Pulau Formosa (Taiwan), selatan di Jawa dan Bali, barat di Pulau Malagasi (Madagaskar), serta timur di tepi pantai barat Amerika Serikat.
3. R. Moh. Ali
Ali berpendapat bahwa nenek moyang bangsa Indonesia datang dari daerah Yunan secara bergelombang. Mereka hadir pada gelombang pertama (3000-1500 SM) dengan perahu bercadik satu dan ciri-ciri kebudayaan Neolitikum, lalu di gelombang kedua (1500-500 SM) dengan menumpangi perahu bercadik dua.
4. Moh. Yamin
Moh. Yamin menentang semua pendapat para ahli dan meyakini bahwa asal bangsa Indonesia dari tanah air sendiri. Dia juga menyatakan bahwa bangsa-bangsa lain di wilayah Asia berasal dari Indonesia.
Pendapat itu didukung oleh suatu pernyataan terkait Blood undBreden Unchiroyang, yang artinya daerah dan tanah bangsa Indonesia berasal dari Indonesia sendiri. Dia menyebut fosil dan artefak lebih lengkap ditemukan di wilayah Indonesia dibandingkan negara-negara lain di Asia, seperti manusia purba Homo soloensis dan Homo wajakensis.
5. Teori Nusantara
Teori Nusantara didukung oleh Gorys Keraf, J. Crawford, Muhammad Yamin, dan Sutan Takdir Alisjahbana. Teori tersebut menyatakan bahwa nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Indonesia sendiri.
Dasar utama teori Nusantara menyebutkan bahwa bangsa Melayu sebagai peradaban yang sudah tinggi, sehingga tumbuh dan berkembang dengan sendirinya tanpa adanya perpindahan wilayah. Teori tersebut juga diperkuat dengan penemuan kesamaan bahasa Melayu dengan bahasa Kamboja.
6. Teori Out of Africa
Teori Out of Africa mengungkapkan bahwa bangsa Indonesia awalnya berasal dari Afrika, sebagaimana kajian ilmu genetika pada DNA mitokondria gen perempuan dan laki-laki. Nenek moyang dari Afrika tersebut bermigrasi ke wilayah Australia dan Asia Barat sekitar 50.000-70.000 tahun lalu.
Perpindahan bangsa Afrika ke Asia itu selanjutnya terpecah menjadi beberapa kelompok ke wilayah Timur Tengah atau Asia Barat Daya. Ada juga dari kelompok mereka yang menyusuri Pantai Semenanjung Arab menuju India, Asia Timur, Australia, termasuk Indonesia.
7. Teori Out of Taiwan
Berdasarkan Teori Out of Taiwan, asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia diyakini datang dari kepulauan Formosa atau Taiwan. Teori yang didukung Harry Truman Simanjuntak tersebut didasarkan pada ketidaksamaan pola genetika antara kromosom manusia Indonesia dengan bangsa Tiongkok.
Teori Out of Taiwan menyatakan bahwa bahasa yang berkembang di Indonesia masuk ke dalam rumpun Austronesia. Bahasa rumpun Austronesia tersebut digunakan oleh leluhur bangsa Indonesia, terutama yang tinggal di Famosa.
8. Teori Yunan
Teori Yunan didasarkan pada hasil penelitian H. Kern yang menyebut ada keserumpunan bahasa di dataran Asia Tenggara dan Polinesia. Menurut dia, tanah asal manusia-manusia yang menggunakan bahasa Austronesia, termasuk bahasa Melayu dapat ditemui di daerah Campa, Vietnam, Kamboja, dan daratan sekitarnya.
Hal itu menimbulkan dugaan bahwa asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia datang dari Yunan, Cina Selatan. Selain itu, R. Von Heine Geldern menemukan distribusi beliung dan kapak lonjong yang ada di Indonesia merupakan hasil persebaran kebudayaan bacson-hoabinh yang berada di Tonkin (Indocina) atau sekarang dikenal sebagai Vietnam.