Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Alasan UPI Bandung Perlu Bikin Toga Baru Wisudawan Juni 2023

Lulusan UPI sebanyak 2.157 orang memakai toga baru saat mengikuti prosesi Wisuda Gelombang II.

25 Juni 2023 | 17.26 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Lulusan UPI menggunakan toga baru di acara prosesi Wisuda Gelombang II pada 21-22 Juni 2023. (Dok.upi.edu)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Universitas Pendidikan Indonesia atau UPI Bandung tengah melakukan reposisi sebagai universitas berkelas dunia atau world class university. “Tahun ini sedang mengkampanyekan branding-nya,” kata Arief Johari, anggota tim desain UPI Bandung, Ahad, 25 Juni 2023. Mereka telah merancang logo, memperbarui tagline, juga membuat desain dan map ijazah baru.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pembaruan juga pada rancangan toga atau seragam wisudawan yang belakangan ini viral di media sosial. Proses perancangannya, kata Arief yang juga anggota tim desain toga baru UPI, berjalan selama setahun. “Tadinya itu ada tujuh desain toga, dipilih dua, kemudian setelah voting hasilnya kita finalisasi,” ujar dosen di program studi Desain Komunikasi Visual UPI Bandung itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tim itu juga melibatkan dosen dari program studi Pendidikan Tata Busana UPI Bandung. Sebelumnya, kata Arief, tidak ada masalah ketika tim membuat branding universitas karena semua prosedur standar operasional dijalankan. Namun, berbeda kasusnya dalam pembuatan toga bagi wisudawan baru.

Lulusan UPI sebanyak 2.157 orang memakai toga baru saat mengikuti prosesi Wisuda Gelombang II untuk Program Diploma, Sarjana, Magister dan Doktor. Acara yang berlangsung selama dua hari pada 21-22 Juni 2023 itu bertempat di Gedung Gymnasium Kampus UPI Jalan Dr. Setiabudhi Nomor 229 Bandung. 

Menurutnya, produk toga baru itu tidak sesuai dengan rancangan final. “Itu mungkin 50 persennya berubah,” katanya. Dia mencontohkan bagian kalung pada toga yang dinilainya aneh. Sesuai desain, bagian itu seharusnya tidak bisa ditekuk-tekuk. Perbedaan lain, yaitu pada bagian depan toga yang dipasangkan ristleting. Sementara pada bagian topi memakai bahan lain yang tidak sesuai desain.

Mewakili ketua tim, kata Arief, dia pernah mengkonfirmasi pihak vendor soal toga yang dibuat dan meminta pertanggungjawaban. Namun sebanyak 1.700 toga telah dibuat. “Sebaiknya memang ketika produksi ada ketidaksesuaian harusnya di-cut saja karena tidak sesuai,” ujarnya. Tim desain, menurutnya, akan mengajukan keluhan ke UPI. 

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Erwin Prima

Erwin Prima

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus