Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais menyatakan praktik demokrasi di Indonesia menjadi masalah terbesar bagi negeri ini. Sebabnya, demokrasi saat ini dijalankan secara diskriminatif.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Amien Rais menyatakan diskriminasi itu terlihat di berbagai bidang. Hukum di Indonesia, menurut dia, kini berlaku tebang pilih. "Yang berkuasa, yang punya uang, yang kuat itu menang. Yang daif, yang kecil selalu kalah. Ini tidak boleh. Aib," katanya dalam sebuah video yang diunggah akun Instagram miliknya, @amienraisofficial, Jumat, 22 Juni 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Di bidang politik, pemerintah disebut menerapkan sistem “koncoisme”. Amien menjelaskan, sistem itu merangkul, melindungi, dan memberikan keleluasaan bagi orang-orang yang dekat dengan kekuasaan. Sedangkan pihak oposisi, ucap dia, diperkecil dan dikempiskan.
Amien juga menyinggung wacana calon tunggal dalam pemilihan presiden 2019 sebagai bukti diskriminasi hukum. "Waduh, calon tunggal itu akan membawa demokrasi ke otoritarianisme. Tidak ada lagi oposisi, tidak ada kontrol lagi, sangat berbahaya," ujarnya.
Mantan Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat ini juga menyebutkan ada diskriminasi di bidang ekonomi karena berpihak kepada konglomerat, bukan rakyat. Lalu ada diskriminasi sosial lantaran jurang perbedaan antara yang miskin dan kaya semakin lebar.
Di bidang agama, Amien mencatat ada diskriminasi, khususnya kepada umat Islam. "Umat Islam sekarang ini merasa seperti tertuduh, terpojok, tersangka. Kalau ada terorisme, pasti Islam," tuturnya.
Amien Rais menilai masalah ini harus menjadi perhatian presiden yang akan menjabat pada 2019. "Saya sudah lama memikirkan, kalau ada presiden baru nanti, itu dia perlu mengetahui masalah terbesar dari bangsa ini, sekaligus menunjukkan jalan keluarnya," katanya.
Amien Rais melalui akun Instagram-nya mengunggah total enam video yang membahas demokrasi diskriminatif tersebut. Tayangan yang menunjukkan Amien sedang duduk sendirian menghadap kamera itu ditonton ribuan orang. Video yang paling akhir dia unggah sudah ditonton 9.022 orang.