Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana menjelaskan jadwal program Makan Bergizi Gratis untuk siswa pendidikan anak usia dini (PAUD) hingga SMA. Rencana pemberian santapan itu berdasarkan hasil uji coba di lapangan yang telah dilakukan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dadan mengatakan ada tiga tahap pemberian makanan. Pertama, untuk siswa PAUD hingga SD kelas 2, makanan harus dikirim pukul 07.45 waktu setempat untuk dimakan pukul 08.00. Kedua, untuk siswa kelas 3 sampai kelas 6 dikirim jam 09.00 untuk dimakan pukul 9.30.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kemudian anak SMP dan SMA dikirim pukul 11.30 untuk dimakan jam 12.00,” kata Dadan dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pemerintah Pusat dan Daerah tahun 2024, Kamis, 7 November 2024.
Karena itu, menurut Dadan, terminologi makan siang gratis tidak cocok dengan program unggulan Presiden Prabowo Subianto itu. Nama yang tepat adalah makan bergizi gratis.
Sasaran program
Dadan mengatakan program makan bergizi gratis menyasar ibu hamil, ibu menyusui sampai seluruh anak sekolah, termasuk santri dan sekolah keagamaan lainnya hingga tingkat SMA. Pemilihan target itu berdasarkan landasan pemikiran dari BGM.
“Landasan pemikirannya karena di dalam pertumbuhan anak ada dua titik kritis," kata Dadan.
Pertama, 1.000 hari pertama kehidupan (usia 0-2 tahun) untuk mencegah stunting. "Karena itu maka program yang besar harus kita gelontorkan untuk ibu hamil, menyusui dan balita," kata Dadan. "Tetapi kita jangan lupakan ketika anak itu tumbuh dan mencapai titik kritis kedua, yaitu pada usia 8-17 tahun."
Guna mendukung kelancaran program Makan Bergizi Gratis di daerah, BGN juga membentuk satuan pelayanan yang setiap satuannya akan melayani 3.000 anak mulai dari PAUD sampai SMA. Satuan itu akan mengdentifikasi jumlah ibu hamil, menyusui dan anak balita di wilayah keejahya.
"Di lokasi hasil percontohan, 10 persen dari populasi anak sekolah itu biasanya ibu hamil, menyusui dan balita,” ujar Dadan.
Untuk sementara, seluruh wilayah percontohan ada di wilayah Komando Distrik Militer (Kodim) yang sebelumnya telah dibangun oleh sukarelawan. Nama sukarelawan tersebut hingga kini belum terkonfirmasi dan enggan disebutkan oleh Dadan.
Pada pelaksanaannya, setiap satuan layanan BGN yang tersebar di seluruh provinsi akan mengelola sekitar Rp 9-11 miliar per tahun untuk program makan bergizi gratis. “Di mana 85 persen dari uang yang dikelola itu untuk membeli bahan baku, dan bahan bakunya berasal dari pertanian,” kata Dadan.
Program makan bergizi gratis dijadwalkan dimulai pada Januari 2025. Untuk tahap awal, BGN akan menyasar sekitar 15-20 juta di 82 titik yang tersebar di seluruh Indonesia.