Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua DPP Partai Persatuan Pembangunan atau PPP Ahmad Baidowi mengkonfirmasi bahwa Mudrick Sangidu bukan lagi kader partai ka'bah. "Sudah lama sekali," katanya saat dihubungi, Sabtu, 8 Jui 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Nama Mudrick kembali mencuat setelah muncul gerakan aksi damai people power yang berlangsung di depan Gedung Umat Islam Kartopuran, Kelurahan Jayengan, Kecamatan Serengan, Solo pada Jumat, 7 Juli 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pria yang akrab disapa Awiek itu mengatakan dirinya bahkan sudah mengkonfirmasi kebenaran status kader Mudrick di DPC PPP Surakarta. Hasilnya kata Awiek, sudah lama tidak ada komunikasi. "Lost contact," katanya.
Pemilik nama lengkap Mudrick Setiawan Malkan Sangidu itu di era sebelum reformasi dikenal sebagai salah satu kader PPP yang menggagas Mega Bintang. Ini adalah gerakan dari kelompok massa PPP dan PDI yang saat itu ingin melawan hegemoni Soeharto di era Orde Baru.
Suara lantang Mudrick kembali terdengar setelah ia membuat surat terbuka kepada Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang berisi agar istana tak dijadikan posko pemenangan salah satu calon presiden.
Ia juga mengingatkan bahwa peristiwa jatuhnya Presiden Soeharto juga karena people power.
"Pak Jokowi jangan jadikan istana sebagai tim sukses pemenangan capres. Harus diingat bagaimana Pak Soeharto jatuh melawan people power. Kita mengandalkan begini karena situasi negara sudah kacau balau. People power itu tidak melanggar undang-undang," ucap dia.
Sebelumnya, sekelompok orang yang menamakan dirinya sebagai Aliansi People Power Indonesia menggelar aksi damai penolakan terhadap cawe-cawe Presiden Jokowi dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Mereka mengadakan aksi damai di Kota Solo, Jawa Tengah, Jumat, 7 Juli 2023.
Pantauan Tempo, aksi itu diikuti sekitar seratusan orang dan digelar di depan Gedung Umat Islam Kartopuran, Kelurahan Jayengan, Kecamatan Serengan, Solo. Para peserta aksi memasang sejumlah spanduk bertuliskan soal people power di sekitar lokasi aksi.
Beberapa di antaranya bertuliskan dukungan rakyat beberapa daerah untuk people power contohnya "Rakyat Wonogiri dukung gerakan people power", "Rakyat Klaten dukung people power", "Rakyat Sragen dukung people power".
Tampak beberapa spanduk menyinggung tentang Jokowi misalnya yang bertuliskan "Turunkan Jokowi sekarang juga", "Jokowi gagal urus bangsa'", "Usut tuntas ijazah palsu Jokowi", "Kembalikan kedaulatan ke tangan rakyat", "Turunkan dan adili rezim korup".
Koordinator lapangan aksi tersebut, Noerrahmat, dalam orasinya menyampaikan aksi itu merupakan bentuk cawe-cawe rakyat untuk negara.
"People power ini sebenarnya bentuk cawe-cawe rakyat," ucap dia.