Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Difabel

Balada Sepasang Kekasih Gila Gambarkan Perilaku Buruk kepada Difabel Mental

Film Balada Sepasang Kekasih Gila mencoba meluruskan informasi yang jarang disadari masyarakat tentang difabel mental.

3 September 2021 | 08.27 WIB

Poster film Balada Sepasang Kekasih Gila. Foto: Klik Film.
Perbesar
Poster film Balada Sepasang Kekasih Gila. Foto: Klik Film.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Film Balada Sepasang Kekasih Gila menunjukkan bagaimana buruknya masyarakat memperlakukan difabel mental. Disabilitas mental merupakan jenis disabilitas yang tidak kasat mata, namun paling banyak mendapatkan stigma.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Penyandang disabilitas mental sering menerima perlakuan buruk lantaran dianggap sebagai sumber masalah sosial. Sutradara Anggy Umbara mencoba menggambarkan stigma dan perlakuan buruk terhadap difabel mental tersebut lewat film berjudul Balada Sepasang Kekasih Gila yang diperankan oleh Denny Sumargo dan Sara Fajira.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Film yang meluncur pada akhir Agustus 2021 ini menempatkan Denny Sumargo sebagai tokoh Jarot dan Sara Fajira sebagai Lastri. Denny Sumargo mengatakan belajar banyak dari perannya sebagai difabel mental. "Penggarapannya oke. Secara akting, menurut saya ini adalah performance yang sangat saya nikmati atau mungkin saya cocok menjadi orang gila," ujar Denny Sumargo dalam keterangan resmi, Kamis 19 Agustus 2021.

Film Balada Sepasang Kekasih Gila diadaptasi dari sebuah buku karya Han Gagas dengan judul yang sama. Alur film dinarasikan oleh seorang anak yang di dalam cerita merupakan anak dari pasangan Jarot dan Lastri. Dalam film tersebut, Anggy Umbara menangkap stigma buruk yang dihadapi penyandang disabilitas mental.

Difabel mental dianggap seperti sampah masyarakat, diusir dari kehidupan sosial, mengalami perundungan, dilecehkan hingga dipukuli hanya karena ingin makan. Dalam film juga banyak monolog dalam bentuk pertanyaan, seperti yang diucapkan Jarot, "kenapa Tuhan seperti meninggalkanku?".

Film yang dibuat dalam waktu sekitar dua minggu ini mengangkat latar belakang kehidupan difabel mental dari kelas ekonomi lemah. Difabel mental digambarkan hidup menggembel dan berkonflik dengan masyarakat.

Film ini juga meluruskan informasi yang jarang disadari masyarakat, yaitu difabel mental dapat hidup seperti non-difabel dan berinteraksi dengan baik di luar masa kambuh, terutama setelah berobat. Film Balada Sepasang Kekasih Gila mulai diputar di platform streaming film Falcon Pictures dan Klikfilm.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus