Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Pendidikan

Banjir Bandang di Pangalengan, BNPB Sebut Dua Faktor Penyebab

Banjir bandang di Pangalengan, Bandung, rendam 150 rumah dan rusak satu jembatan.

2 Maret 2019 | 01.47 WIB

Banjir bandang di Kabupaten Bandung Barat Prov. Jawa Barat, pada Kamis, 23 Februari 2017, pukul 15:30 WIB. Foto/BNPB
Perbesar
Banjir bandang di Kabupaten Bandung Barat Prov. Jawa Barat, pada Kamis, 23 Februari 2017, pukul 15:30 WIB. Foto/BNPB

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Bencana banjir bandang menerjang Desa Kertamanah, Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Jumat 1 Maret 2019. Banjir bandang di Pangalengan tersebut terjadi sekitar pukul 14.00 saat hujan deras mengguyur wilayah Bandung Raya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

"Akibat anak sungai Cisangkuy tersumbat dan akhirnya meluap," ucap Kepala Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulisnya, Jumat 1 Maret 2019.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Selain sungai yang tersumbat itu, dia menyebutkan kalau banjir bandang terjadi juga akibat adanya proyek pembuatan saluran air. Untuk kepentingan proyek, air dialihkan sementara sehingga memasuki jalan raya dan permukiman.

Dampaknya, banjir setinggi 20-70 sentimeter merendam sekitar 150 rumah di tiga RW serta merusak jembatan di Desa Kertamanah. Dalam catatan BNPB, tidak ada korban jiwa akibat bencana banjir bandang tersebut.

Sutopo memberi catatan bahwa biasanya bencana banjir bandang terjadi di dataran rendah. Namun Pangalengan ditekankannya adalah dataran tinggi. Ini seperti yang pernah terjadi pula di Kota Bandung, Kota Cimahi, dan Dieng.

Sutopo Purwo Nugroho mengatakan ada beberapa alasan yang mendukung terjadi bencana banjir di dataran tinggi. Selain hutan yang semakin gundul sehingga berkurangnya kawasan resapan air serta DAS yang kritis, dia menuturkan alasan-alasan itu adalah, "Sungai semakin dangkal, drainase tak memadai, sungai penuh sampah."

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus