Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Bikin Film Soal Dampak Bencana Iklim, Mahasiswa Jentera Raih Juara Pertama di UTSFF 2023

Film dokumenter karya mahasiswa STHI Jentera berhasil menjadi juara pertama dalam the University of Toronto Sustainability Film Festival (UTSFF) 2023.

20 April 2023 | 09.05 WIB

mahasiswa Jentera, Gregorius Yoseph Laba berhasil meraih predikat 1st Place Winner dalam The University of Toronto Sustainability Film Festival (UTSFF) 2023.Dokumentasi: Jentera
Perbesar
mahasiswa Jentera, Gregorius Yoseph Laba berhasil meraih predikat 1st Place Winner dalam The University of Toronto Sustainability Film Festival (UTSFF) 2023.Dokumentasi: Jentera

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Mahasiswa Sekolah Tinggi Hukum Indonesia (STHI) Jentera Gregorius Yoseph Laba berhasil meraih juara dalam The University of Toronto Sustainability Film Festival (UTSFF) 2023. Lewat film dokumenter berjudul “Hope: Strive for Climate Strike” yang dia sutradarai, Gregorius berhasil menyabet juara pertama di ajang yang diikuti oleh berbagai negara itu.

UTSFF merupakan festival film internasional yang diikuti sejumlah negara seperti Brazil, Indonesia, Kanada, Pakistan, dan Nigeria. Festival ini bertujuan untuk meningkatan kesadaran publik terkait tujuan pembangunan berkelanjutan PBB melalui media film.
 
Pada film ini, Gregorius yang akrab disapa Yoris ini bekerja sama dengan produser Alfred Ike Wurin dari Lingkar Timur Documentary untuk menceritakan dampak bencana iklim Siklon Tropis Seroja di Lembata dan Adonara, Nusa Tenggara Timur bagi penduduk lokal dan khususnya dunia pendidikan. Film tersebut mengangkat tiga isu dalam SDGs yakni quality education, climate action, dan partnerships for the goals.
 
Tiga isu tersebut dikemas secara menarik dengan mengangkat fenomena perubahan iklim yang berdampak bencana Siklon Tropis Seroja di NTT untuk isu climate action; situasi pendidikan darurat di SDK 1 Lewotolok akibat bencana untuk isu quality education; dan gerakan komunitas Pustaka Bambu dengan kampanye pendidikan alternatif, literasi, dan lingkungan di Adonara Tengah sebagai pembahasan isu partnerships for the goals.
 
“Kami membuat film ini sebagai bagian dari advokasi, dalam upaya membangun kesadaran publik tentang dampak perubahan iklim dan ancamannya bagi dunia pendidikan dan keberlangsungan hidup masyarakat,” ungkap Yoris dilansir dari laman STHI Jentera.
 
Dia menambahkan bahwa debutnya sebagai sutradara dimulai melalui dokumenter ini. Dia merasa sangat senang, bukan hanya karena film ini berhasil menjuarai festival, tetapi juga disambut baik oleh publik dan menjadi media untuk mengimplementasikan materi kuliah Advokasi Kebijakan Publik selama di Jentera.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Nabiila Azzahra

Nabiila Azzahra

Reporter Tempo sejak 2023.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus