Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Calon gubernur DKI Jakarta nomor urut 1 Ridwan Kamil mengatakan akan menyiapkan tiga program untuk mengatasi ketimpangan gender yang masih terjadi di Jakarta. Tiga program tersebut nantinya lebih menyasar para perempuan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ketiga program itu disampaikan oleh Ridwan Kamil ketika menjawab pertanyaan mengenai langkah strategis dan konkret untuk meningkatkan partisipasi perempuan di angkatan kerja dan pendidikan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Indeks ketimpangan gender di Jakarta berdasarkan data BPS (Badan Pusat Statistik) tahun 2023 sebesar 0,256. Ketimpangan ini sangat dirasakan dari sisi tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan yang hanya 50,12 persen dibandingkan laki-laki yang mencapai 80,25 persen,” kata moderator debat perdana Pemilihan Kepala Daerah atau Pilkada Jakarta 2024, Anisha Dasuki saat membacakan pertanyaan.
“Ketimpangan gender juga memposisikan perempuan sebagai pihak yang dilemahkan di mana pendidikan minimal SMA (sekolah menengah atas) pada perempuan hanya 65,54 persen dibandingkan laki-laki yang mencapai 72,71 persen. Pertanyaan, apa langkah strategis dan konkret Anda untuk meningkatkan partisipasi perempuan di angkatan kerja dan pendidikan?” lanjut moderator.
“Kota itu, pada umumnya hanya aman buat lelaki dewasa secara teori, tidak aman buat perempuan, belum aman buat anak-anak, belum nyaman buat lansia (lanjut usia), tidak nyaman buat disabilitas. Kuncinya, Jakarta di masa depan harus berkeadilan,” kata Ridwan Kamil dalam debat perdana yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI di Jakarta International Expo (JIExpo), Kemayoran, Jakarta, Minggu, 6 Oktober 2024.
Dia menyebutkan, kunci dari mengatasi ketimpangan gender adalah pendidikan. Pertama, dia mengatakan sudah ada program dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jakarta yang melakukan inisiatif, yaitu sekolah gratis.
“Tidak hanya sekolah negeri, tetapi juga sekolah swasta yang telah ditunjuk. Insya Allah, partisipasi sekolah, ada 1.100-an yang putus sekolah, itu kita bisa lakukan sebuah dukungan, khususnya untuk perempuan,” ucap pria yang akrab disapa Kang Emil tersebut.
Kedua, program yang dicanangkannya adalah sekolah perempuan untuk emak-emak atau para ibu. “Kita punya program sekolah perempuan buat emak-emak, ibu-ibu, nanti sekolahnya di balai RW (rukun warga), kurikulumnya tentang ekonomi keluarga, keharmonisan keluarga, dan lain sebagainya,” ujar Ridwan Kamil.
Kemudian, Ridwan Kamil juga menyiapkan program kredit untuk ibu-ibu yang membutuhkan pekerjaan dan penghasilan. Kredit tersebut nantinya diklaim tanpa bunga dan tanpa agunan.
“Kita ada kredit mesra tanpa bunga berbunga, tanpa agunan, emak-emaknya daftar cukup berlima, namanya kredit kelompok, satu, dua, tiga, empat, lima (orang), satu masalah, empat bertanggung jawab. Puluhan ribu sudah pernah saya lakukan,” kata Ridwan Kamil.
Dia meyakini bahwa kombinasi antara akses kemudahan berusaha, sekolah informal ibu-ibu, dan sekolah gratis untuk perempuan di level formal akan meningkatkan mutu indeks ketimpangan gender di Jakarta.
“Ketiga (program) itu saya kira akan meningkatkan kualitas indeks, sehingga ketimpangan gender bisa terselesaikan. Saya kira perempuan harus dilindungi. Perempuan harus memiliki kesetaraan dengan perlindungan oleh gubernur dan pemimpin Jakarta,” ucap Ridwan Kamil.