Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Politik

Panitia SNPMB Bantah Isu Kebocoran Soal UTBK 2025

Panitia SNPMB menyebut tidak ada satu pun soal UTBK yang identik antar-sesi.

25 April 2025 | 12.05 WIB

Peserta mengikuti Ujian Tulis Berbasis Komputer- Seleksi Nasional Berbasis Tes (UTBK-SNBT) di gedung Fakultas Hukum, Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, 23 April 2025. Antara/Yulius Satria Wijaya
Perbesar
Peserta mengikuti Ujian Tulis Berbasis Komputer- Seleksi Nasional Berbasis Tes (UTBK-SNBT) di gedung Fakultas Hukum, Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, 23 April 2025. Antara/Yulius Satria Wijaya

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Panitia Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) 2025 membantah tudingan kebocoran soal ujian tulis berbasis komputer (UTBK) seperti yang ramai dibicarakan di media sosial. Ketua Tim Penanggung Jawab SNPMB Eduart Wolok mengatakan tidak ada satu pun soal yang identik antar-sesi. Sehingga, menurut dia, klaim soal bocor yang beredar di media sosial dinilai tak berdasar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Kami pastikan tidak ada soal yang diunggah di internet atau yang digunakan berulang dalam sesi berbeda. Jika ada gambar soal yang tersebar, itu bukan bocoran, melainkan hasil jepretan dari peserta secara ilegal di dalam ruang ujian,” ujar Eduart dalam konferensi pers secara daring pada Jumat, 25 April 2025.

Eduart menjelaskan, SNPMB merancang lebih dari 23 set soal UTBK yang berbeda, disesuaikan dengan sesi dan lokasi ujian. “Masing-masing peserta mendapat soal berbeda,” ujarnya. Kalau pun ada soal yang mirip, dia menyebut itu hanya bagian dari anchor untuk penyesuaian antar-sesi.

Ia juga menepis anggapan bahwa soal yang beredar di platform jual-beli daring adalah kebocoran dari panitia. Menurutnya, sejauh ini tidak ditemukan kebocoran sistem. "Kalau pun ada peredaran soal, itu hasil dari kecurangan peserta yang membawa keluar soal dengan cara-cara tertentu," kata dia.

Selain itu, Eduart turut menjelaskan pihaknya juga telah mendeteksi sejumlah modus kecurangan yang digunakan peserta, seperti kamera tersembunyi di ikat pinggang, kawat gigi, hingga penggunaan software remote desktop. Hingga hari kedua pelaksanaan UTBK, SNPMB mencatat sedikitnya 14 kasus kecurangan, atau sekitar 0,0071 persen dari total peserta.

Meski angkanya kecil, panitia tetap mengambil langkah tegas. Setiap peserta yang terbukti melakukan pelanggaran akan langsung didiskualifikasi dari seluruh proses seleksi. Panitia juga akan menjatuhkan sanksi bagi petugas internal yang terbukti lalai atau terlibat.

Untuk mencegah pelanggaran serupa, SNPMB mengimbau seluruh pusat UTBK di perguruan tinggi negeri meningkatkan pengawasan, termasuk pemeriksaan barang bawaan dan penggunaan metal detector yang lebih ketat. Panitia juga akan menyesuaikan SOP pengawasan di ruang transit dan sebelum masuk ruang ujian.

“Isu ini jadi momentum untuk memperkuat integritas seleksi nasional. Kami tidak akan mentoleransi pelanggaran dalam bentuk apa pun,” ujar Eduart.

Dinda Shabrina

Lulusan Program Studi Jurnalistik Universitas Esa Unggul Jakarta pada 2019. Mengawali karier jurnalistik di Tempo sejak pertengahan 2024.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus