Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Denpasar - Sebanyak 21 mahasiswa Institut Teknologi dan Bisnis (ITB) STIKOM Bali akan melanjutkan kuliah sambil magang di China University of Technology Taipei, Taiwan. Program Kuliah Sambil Magang di Luar Negeri ini memungkinkan pesertanya meraih dua gelar sarjana dari kedua kampus.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Sekarang ini dunia tak ada batas lagi, siapapun bisa kuliah di mana dan kapan pun," kata Rektor ITB STIKOM Bali Dadang Hermawan saat melepas 21 mahasiswa itu di Denpasar, Jumat 28 April 2023. Dia menambahkan, "Adik-adik ini sangat beruntung, kuliah di ITB STIKOM Bali tetapi dalam waktu bersamaan bisa melanjutkan kuliah di Taiwan."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Dadang Hermawan menyampaikan kelebihan program itu di antaranya penghasilan selama masa magang bisa untuk membiayai kuliah, baik di China University of Technology Taipei maupun di ITB STIKOM Bali. Selain juga sejalan dengan program Merdeka Belajar – Kampus Merdeka (MBKM) dari Kementerian Pendidikan Kebudayan dan Ristek sehingga sangat membantu mahasiswa karena setahun magang di luar negeri akan dikonversi menjadi 40 nilai SKS.
PIC Program Kuliah Sambil Magang di Luar Negeri Rahman Sabon Nama, mengungkap bahwa untuk perkuliahan pertama Mei 2023 ini jumlah mahasiswa yang mendapat admission letter dari China University of Technology Taipei sebanyak 23 orang.
Namun ketika pengajuan visa, dua orang masih terkendala persyaratan administrasi visa.
Di kampus China University of Technology Taipei, Rahman menambahkan, mereka mengambil jurusan Teknik Informasi dan Ilmu Komputer atau Manajemen Informasi. "Untuk tahun pertama mereka belajar Bahasa Mandarin, tahun kedua barulah mulai kuliah sesuai jurusannya sampai tamat," ujarnya.
Mulai tahun pertama mereka bisa mulai magang dan mendapat penghasilan sesuai aturan Kementerian Tenaga Kerja Taiwan bagi mahasiswa asing. "Pengalaman selama ini penghasilannya bisa untuk biaya hidup dan biaya kuliah selama di Taiwan," kata Rahman.
Dengan keberangkatan 21 mahasiswa ke Taiwan ini, maka sejak 2018 total 87 mahasiswa ITB STIKOM Bali menjalani kuliah sambil magang di luar negeri. Selain di Taiwan, mereka tersebar di Jepang dan Inggris. Dari antara para mahasiswa itu, Rahman mengungkapkan, sebagian sudah tamat kuliah dan sudah bekerja dengan visa kerja. "Yang tentu saja penghasilannya lebih besar," kata Rahman.
Mahasiswa Internasional di Undiksha
Berbeda lagi dengan Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) di Singaraja. Kampus yang ini baru saja menerima sebanyak 19 mahasiswa internasional, tepatnya mahasiswa dari Holy Cross of Davao College, Filipina.
Program kerja sama yang baru disepakati pada Januari lalu ini mencakup Praktik Pengenalan Lapangan (PPL), Praktik Kerja Lapangan (PKL), dan Kuliah Kerja Nyata (KKN). Tujuannya, memberikan pengalaman bagi para mahasiswa dari kedua perguruan tinggi.
Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kerja Sama Universitas Pendidikan Ganesha, Gede Rasben Dantes, bersama sejumlah jajaran pejabat kampus yang berlokasi di Singaraja, Bali, itu saat menerima 19 mahasiswa Holy Cross of Davao College, Filipina. ANTARA/HO-Humas Undiksha)
"Pasalnya, Undiksha juga mengirim sejumlah mahasiswa untuk mengikuti program yang sama," kata Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kerja Sama Undiksha, Gede Rasben Dantes, melalui siaran pers Jumat.
Selain itu, kerja sama juga diharapkan dapat memperkuat Undiksha sebagai rumah belajar masyarakat internasional atau internationalization at home yang telah dicanangkan pada 2019. Ke depan, antara Undiksha dengan Holy Cross of Davao College diharapkan pula dapat bekerja sama untuk merancang dan melaksanakan kegiatan di bidang Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu Pendidikan dan Pengajaran, Penelitian, dan Pengabdian Masyarakat.