Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ringkasan Berita
Di tengah pandemi Covid-19, Presiden Jokowi membolehkan masyarakat melepas masker.
Keputusan itu diambil setelah Presiden menyaksikan aktivitas masyarakat di Amerika Serikat.
Pemerintah menyiapkan skenario relaksasi lain seperti peniadaan skema travel bubble.
SESAAT setelah Presiden Joko Widodo mengabarkan bahwa masyarakat boleh melepas masker di ruang terbuka pada Selasa, 17 Mei lalu, grup WhatsApp para epidemiolog dan Menteri Kesehatan riuh. Ahli wabah dan kesehatan masyarakat yang bergabung di grup itu bersikap pro dan kontra menanggapi pengumuman yang disampaikan di tengah pandemi Covid-19 saat ini.
Windhu Purnomo, epidemiolog dari Universitas Airlangga, Surabaya, yang menjadi anggota grup percakapan itu, menganjurkan masyarakat tetap mengenakan masker di luar ruangan. “Banyak orang menangkap saat ini boleh melepas masker,” ujarnya melalui telepon pada Kamis, 19 Mei lalu.
Epidemiolog dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Pandu Riono, juga mempertanyakan juntrungan aturan lepas masker di grup yang sama. Menurut Pandu, masker merupakan salah satu alat pertahanan terbaik melawan wabah Covid-19. Orang yang tak memakai masker berpotensi tetap tertular virus kendati berada di ruang terbuka.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo