Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Calon wakil Gubernur Jawa Tengah nomor urut 1, Hendrar Prihadi menanggapi soal elektabilitasnya dan Andika Perkasa yang tertinggal dari pasangan calon (paslon) pesaingnya, Ahmad Luthfi-Taj Yasin Maimoen dalam Pilgub Jateng 2024. Hendrar Prihadi alias Hendi menyatakan bahwa ia tidak mempersoalkan hasil survei dan optimistis akan menang dalam ajang pemilihan kepala daerah itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Terkait perjalanan tim Andika-Hendi sejauh ini, kami sangat optimistis dapat membawa kemenangan dalam Pilgub Jateng 2024,” kata Hendi saat dihubungi Tempo pada Jumat, 4 Oktober 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mantan Wali Kota Semarang itu menyatakan pihaknya merespons positif hasil survei, termasuk masukan, gagasan dan pandangan dari semua pihak untuk mengevaluasi Andika-Hendi agar bisa lebih baik. Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu menyatakan dirinya tidak mempermasalahkan dan mempersoalkan hasil survei yang telah dirilis.
Untuk mendongkrak elektabilitasnya, Hendi mengatakan bahwa pihaknya akan melakukan pendekatan baik secara langsung maupun melalui media sosial. “Langkah-langkahnya lewat pendekatan masyarakat, lewat tatap muka langsung ataupun lewat kekuatan medsos," ujar Hendi.
Di lain pihak, Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Said Abdullah mengingatkan agar tidak hanya mengacu kepada tingkat elektabilitas dari hasil survei per September kemarin. Sebab, rival dari paslonnya, yakni Luthfi-Taj Yasin telah terlebih dahulu melakukan pengenalan diri kepada masyarakat.
Said justru menilai bahwa Andika Perkasa memiliki peluang menang yang lebih besar. “Saya yakin, dalam tempo dua bulan lagi elektabilitas Pak Andika bisa melampaui Pak Luthfi dalam Pilgub Jateng,” kata Said kepada Tempo saat dihubungi melalui aplikasi perpesanan WhatsApp pada Jumat, 4 Oktober 2024.
Politikus PDIP itu yakin bahwa kemenangan Andi Perkasa-Hendi dapat terjadi karena dibentuk tim pemenangan dari partainya. “Saya tegaskan kembali bahwa, besar kemungkinan Pak Andika memenangkan Pilgub Jateng,” ujar Said.
Said mengatakan bahwa Jawa Tengah merupakan kandang dari Partai Banteng dan memiliki basis yang kuat – loyal serta memiliki infrastruktur partai yang baik. Dengan demikian, ia optimistis bahwa tim pemenangannya dapat mendongkrak potensi kemenangan Andika Perkasa-Hendi.
Anggota DPR itu menilai bahwa Andika Perkasa merupakan figur yang cocok bagi kultur warga Jawa Tengah, sehingga hal tersebut diyakininya akan menjadi magnet untuk menggaet pemilih. “Beliau figur yang santun, kalem, namun tegas dalam tindakan dan jiwa disiplinnya yang ditempa dalam diri prajurit TNI,” kata Said.
Pada 25 September lalu, lembaga survei Poltracking Indonesia merilis peta kekuatan elektoral termasuk tingkat elektabilitas calon pemimpin Jawa Tengah dalam Pilkada 2024, yakni Andika Perkasa-Hendrar Priadi dan Ahmad Luthfi-Taj Yasin. Survei tersebut dilakukan pada 8-14 September 2024. Adapun sampel pada survei ini adalah 1.200 responden dengan margin of error kurang lebih 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen dan menjangkau 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah secara proporsional berdasarkan data jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) 2024.
Pada simulasi pemilihan pasangan cagub dan cawagub Jawa Tengah dengan menggunakan surat suara, pasangan Ahmad Luthfi–Taj Yasin memimpin angka elektabilitas 52,2 persen, sedangkan pasangan Andika Perkasa–Hendrar Prihadi berada di belakangnya dengan jumlah 31,4 persen.
Selain hasil survei gabungan paslon, baik Andika Perkasa maupun Hendi harus menerima ketertinggalan dalam kategori individu. Dalam konteks individu calon Gubernur Jawa Tengah nomor urut 2, Ahmad Luthfi menempati peringkat pertama dengan perolehan popularitas sebesar 50,1 persen, kemudian disusul Andika Perkasa yang memiliki 30,8 persen suara. Sementara itu, hasil dari survei perorangan calon Wakil Gubernur Jawa Tengah, juga dimenangkan oleh calon dari nomor urut 2 yakni Taj Yasin dengan perolehan sebesar 50,7 persen, sedangkan Hendrar Prihadi hanya 25,9 persen.