Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta -Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menyatakan, sebanyak 479 rumah di wilayah Banten dan Jawa Barat rusak akibat gempa yang berpusat di Lebak, Banten. Jumlah kerusakan itu merupakan data sementara yang diperoleh BNPB sampai Selasa tengah malam, 23 Januari 2018 tadi.
Menurut Sutopo, sebagian kerusakan disebabkan lantaran konstruksi bangunan tak mampu menahan gempa. Padahal, Sutopo berpendapat, konstruksi bangunan yang tahan gempa mutlak diterapkan di Indonesia, khususnya Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, dan Papua.
Baca: Gempa Guncang Jakarta Diduga Aktivitas Sesar Cimandiri
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Namun kenyataannya masih sangat minim rumah dan bangunan yang dibangun secara khusus mampu menahan gempa,” kata Sutopo dalam keterangan tertulisnya, Selasa, 23 Januari 2018.
Akibatnya, kata Sutopo, banyaknya kerusakan bangunan dan korban jiwa tak terhindarkan setiap kali gempa berkekuatan cukup besar terjadi.
Misalnya, gempa berkekuatan 6,9 skala richter (SR) pada 15 Desember 2017 menyebabkan kerusakan di 8.860 rumah, 99 sekolah, dan 67 tempat ibadah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Tak hanya itu, empat orang tewas dan 36 korban luka-luka. Kerugian dan kerusakan dari gempa itu mencapai Rp 250,76 miliar.
Sutopo mengingatkan, kerusakan dan adanya korban jiwa bukan dampak dari gempa, tapi karena konstruksi bangunan yang tidak kuat menahan gempa. Karena itu, masyarakat dan pemerintah diharapkan meningkatkan kewaspadaan. Beberapa hal yang perlu ditingkatkan, di antaranya persiapan dan mitigasi gempa, tata ruang, building code, dan kesiapsiagaan.
“Gempa tidak dapat diprediksi secara pasti. Iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi) belum mampu memprediksi secara pasti kapan, di mana, dan berapa besar gempa akan terjadi,” jelasnya.
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengumumkan telah terjadi gempa tektonik berkekuatan 6,1 SR pada Selasa, 23 Januari 2018 siang. Gempa itu terjadi di wilayah Samudra Hindia, Selatan Jawa pukul 13:34:53 WIB.