Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Geometri Dapat Menjadi Terapi Defisit Perhatian pada Anak Tunanetra

Ilmu Matematika Geometri merupakan salah satu sarana terapi fokus untuk siswa berkebutuhan khusus dengan multi disabilitas.

7 Januari 2025 | 12.25 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi guru mengajar siswa berkebutuhan khusus. Dok. Pendidikan Inklusi Cikal

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Ilmu Matematika Geometri, ternyata merupakan salah satu sarana terapi fokus untuk siswa berkebutuhan khusus dengan multi disabilitas. Salah satunya disabilitas penglihatan yang disertai dengan disabilitas intelektual, khususnya yang memiliki defisit fokus.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Hal ini karena Geometri adalah ilmu ruang dan bidang yang dapat diakses anak - anak dengan disabilitas penglihatan, jadi mereka bisa memegang bentuk bidangnya seperti kubus, limas, kerucut dan sebagainya, kemudian menerapkan rumus matematikanya, sehingga kegiatan ini dapat melatih fokus perhatian mereka," ujar Indah Lutfiah, Guru sekaligus Koordinator Bidang Ilmu Matematika dan Science Anak  Tunanetra di Yayasan Mitra Netra, Sabtu, 19 Desember 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seperti diketahui sebelumnya, banyak anak Tunanetra menghindari pelajaran Matematika lantaran instruksinya mayoritas menggunakan simbol visual yang tidak dapat diakses oleh mereka.Kondisi ini menyebabkan siswa Tunanetra tidak memiliki pilihan yang lebih luas untuk memilih jurusan saat kuliah.
Konsekuensinya, banyak siswa Tunanetra tidak memiliki   banyak pilihan untuk memilih jurusan saat kuliah.

Guna mengatasi keterbatasan akses dalam belajar mengajar matematika bagi siswa Tunanetra, diperlukan konsep khusus yang lebih mendalam dan penggunaan sarana penggambaran simbol matematika yang dapat diakses oleh siswa Tunanetra.Salah satunya penggunaan obyek nyata yang dapat diraba. 

"Instruksi awal memulai pelajaran dapat dilakukan dengan menggunakan bidang tiga dimensi untuk memulai perkenalan dan instruksi matematika  seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian," tulis Charles C. Thomas dalam website  teachingvisuallyimpaired.com

Meski demikian, sebuah penelitian terbaru dari Jurnal Neuro Divergen Tahun 2022 tentang diskalkulia dan perkembangan neurotipikal menunjukkan persepsi visual terhadap angka (indra angka) sebagai dasar pembelajaran matematika tidak seluruhnya memiliki hasil yang mutlak. Pasalnya, peserta dengan ambang estimasi angka yang lebih rendah (presisi yang lebih tinggi) sering kali adalah mereka yang memiliki kemampuan matematika yang lebih tinggi.

Anehnya, peran persepsi angka dalam keterampilan matematika pada ADHD telah diabaikan, sehingga menimbulkan pertanyaan apakah kesulitan matematika pada ADHD juga berasal dari defisit angka visual.

Dengan demikian, siswa Tunanetra sebenarnya berpotensi untuk berkiprah dan memiliki performa yang baik dalam mata pelajaran matematika. Dengan catatan, dalam proses belajar matematika disediakan sarana pembelajaran yang adaptif, dan dapat diakses oleh Tunanetra.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus