Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Golput Pilgub Jakarta Tinggi, Jusuf Kalla: Mungkin karena Terpengaruh Ajakan yang Dulu

Jusuf Kalla atau biasa dipanggil JK menyoroti tingginya angka golput dalam Pilgub Jakarta 2024 yang mencapai 46,95 persen

28 November 2024 | 14.36 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Yogyakarta - Mantan Wakil Presiden, Jusuf Kalla, menyoroti tingginya angka golput dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jakarta 2024 yang mencapai 46,95 persen dan disebut tertinggi sepanjang sejarah Pilkada di wilayah itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Partisipasi pemilih Pilgub Jakarta kali ini tercatat hanya 4.357.512 padahal jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) nya adq 8.214.007. Artinya, partisipasi pemilih Pilgub Jakarta hanya 53,05 persen.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Ya mungkin (tingginya golput) itu karena terpengaruh, dulu ada yang mengatakan 'Ya golput saja atau pilih tiga-tiganya,' ini mungkin saja, saya tidak tahu," kata JK di sela mengisi seminar di Kampus UGM Yogyakarta Kamis 28 November 2024.

Pilkada Jakarta beberapa bulan sebelumnya memang sempat diwarnai seruan golput atau tidak memilih satu pun pasangan calon. Fenomena yang bergaung intens di media sosial itu mulai terjadi ketika mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang kala itu terancam tak mendapatkan tiket maju kembali karena tak satu pun partai politik yang mengusungnya.

Sebagian suara menyebut-nyebut, partai politik tak ada yang mau mengusung Anies karena tersandera kepentingan politik.

JK menuturkan, jika benar tingginya golput di Pilkada DKI Jakarta ini karena seruan itu, ia menilai akan menjadi hal negatif bagi kehidupan demokrasi.

"Kalau benar begitu (ajakan menjdi penyebab angka golput tinggi), agak kurang bagus sebetulnya tanggapan orang," kata JK.

Meski angka partisipasi menurun seperti di Pilkada DKI Jakarta, JK secara umun bersyukur karena pelaksanaan Pilkada serentak pertama ini bisa berlangsung aman damai. 

"Indonesia berbeda dengan negara lain, misalnya Pakistan, Filipina atau Thailand yang (pemilunya) sering ada korban, kali ini Pilkada serentak kita tidak ada sama sekali (kericuhan memakan korban)," kata dia.

JK tak menampik ada beberapa daerah yang gelaran Pilkadanya ricuh. Namun menurutnya kericuhan kali ini bukan menyasar pelaksanaan Pilkadanya.

"Hanya efek saja," ujarnya.

Berdasarkan hasil hitung cepat sejumlah survei, pasangan calon Pramono Anung-Rano Karno unggul dari dua paslon lain, Ridwan Kamil-Suswono dan Dharma Pongrekun-Kun Wardana. 

Charta Politika

1. Ridwan Kamil-Suswono: 39,32 persen
2. Dharma Pongrekun-Kun Wardhana: 10,6 persen
3. Pramono Anung-Rano Karno: 50,08 persen

Parameter Politik Indonesia
1. Ridwan Kamil-Suswono: 39,18 persen
2. Dharma Pongrekun-Kun Wardhana: 10,66 persen
3. Pramono Anung-Rano Karno: 50,17 persen

Indikator Politik Indonesia
1. Ridwan Kamil-Suswono: 39,53 persen
2. Dharma Pongrekun-Kun Wardhana: 10,61 persen
3. Pramono Anung-Rano Karno: 49,85 persen


Pilihan Editor: Anies Sindir RK-Suswono soal Maju Pilkada Jakarta, tapi Gunakan Hak Pilih di Luar DKI

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus