Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Haji 2018, Khutbah Wukuf di Arafah Yahya Staquf Sebut Soal Rahmah

KH Yahya Staquf membawakan khutbah amalan wukuf di Arafah untuk jamaah haji Indonesia dengan mengusung tema Rahmah dan Kerukunan dalam Keberagaman.

20 Agustus 2018 | 19.16 WIB

Jutaan jemaah Haji berkumpul untuk melakukan ibadah wukuf di Padang Arafah saat menunaikan ibadah Haji di luar kota suci Mekah, Arab Saudi 20 Agustus 2018. Wukuf adalah puncak ibadah haji yang jatuh pada 9 Zhulhijjah atau 20 Agustus 2018 sehingga Idul Adha, 10 Zhulhijjah akan jatuh pada Selasa 21 Agustus 2018. REUTERS/Zohra Bensemra
Perbesar
Jutaan jemaah Haji berkumpul untuk melakukan ibadah wukuf di Padang Arafah saat menunaikan ibadah Haji di luar kota suci Mekah, Arab Saudi 20 Agustus 2018. Wukuf adalah puncak ibadah haji yang jatuh pada 9 Zhulhijjah atau 20 Agustus 2018 sehingga Idul Adha, 10 Zhulhijjah akan jatuh pada Selasa 21 Agustus 2018. REUTERS/Zohra Bensemra

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Khutbah untuk amalan wukuf jamaah calon haji di Padang Arafah menyampaikan sejumlah pesan salah satunya mengenai kerukunan dalam keberagaman sebagaimana pesan pokok prosesi berdiam diri di kawasan Armuzna itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

"Ada tiga tema pokok dalam haji yaitu menahan hawa nafsu, menghindari kemaksiatan dan membina kerukunan," kata penceramah Wukuf Arafah KH Yahya Staquf di Arafah, Senin, 20 Agustus 2018.

Katib Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama itu mengatakan tema pokok tersebut merupakan buah dari kesadaran moral dan nalar, bukan karena dorongan hasrat dan emosi.

Menurut Naib Amirul Hajj tersebut, dalam berihram saat wukuf setiap calon haji akan menanggalkan segala status sosial dan kehidupan dunianya untuk sementara. Tidak ada lagi perbedaan status dan semua ada dalam kesetaraan.

Di masa kini, Yahya Staquf mengatakan umat manusia berada dalam pertentangan karena perbedaan. Parahnya, hal itu justru menjadi akar dari terjadinya permusuhan antarsesama.

"Jika keadaan ini diteruskan maka Indonesia tidak akan bertahan sebagai bangsa," kata dia.

Untuk itu, dia mendorong jamaah haji Indonesia untuk selalu mengedepankan cinta kasih atau "rahmah" untuk bisa merajut kerukunan meski berbeda satu sama lain.

"Bangsa Indonesia dan seluruh umat manusia membutuhkan rekonsiliasi. Rekonsiliasi bangsa dan peradaban. Dan jika kita mencari titik tolak untuk rekonsiliasi, itu adalah 'rahmah'," katanya.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus