Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Khutbah untuk amalan wukuf jamaah calon haji di Padang Arafah menyampaikan sejumlah pesan salah satunya mengenai kerukunan dalam keberagaman sebagaimana pesan pokok prosesi berdiam diri di kawasan Armuzna itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Ada tiga tema pokok dalam haji yaitu menahan hawa nafsu, menghindari kemaksiatan dan membina kerukunan," kata penceramah Wukuf Arafah KH Yahya Staquf di Arafah, Senin, 20 Agustus 2018.
Katib Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama itu mengatakan tema pokok tersebut merupakan buah dari kesadaran moral dan nalar, bukan karena dorongan hasrat dan emosi.
Menurut Naib Amirul Hajj tersebut, dalam berihram saat wukuf setiap calon haji akan menanggalkan segala status sosial dan kehidupan dunianya untuk sementara. Tidak ada lagi perbedaan status dan semua ada dalam kesetaraan.
Di masa kini, Yahya Staquf mengatakan umat manusia berada dalam pertentangan karena perbedaan. Parahnya, hal itu justru menjadi akar dari terjadinya permusuhan antarsesama.
"Jika keadaan ini diteruskan maka Indonesia tidak akan bertahan sebagai bangsa," kata dia.
Untuk itu, dia mendorong jamaah haji Indonesia untuk selalu mengedepankan cinta kasih atau "rahmah" untuk bisa merajut kerukunan meski berbeda satu sama lain.
"Bangsa Indonesia dan seluruh umat manusia membutuhkan rekonsiliasi. Rekonsiliasi bangsa dan peradaban. Dan jika kita mencari titik tolak untuk rekonsiliasi, itu adalah 'rahmah'," katanya.