Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Hasto PDIP: Tidur Saat Demokrasi Terancam, akan Bangun di Alam Kediktatoran

Sekjen PDIP mengatakan kecurangan Pemilu 2024 dilakukan secara terstruktur mulai dari hulu ke hilir.

19 Maret 2024 | 08.22 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Sekretaris TPN Ganjar-Mahfud, Hasto Kristiyanto saat memberikan penjelasan tentang persiapan kampanye akbar Pasangan Ganjar-Mahfud, Menteng, Jakarta, Selasa, 30 Januari 2024. Dalam keteranganya, Hasto menyinggung pertemuan Cawapres nomor urut 2 Prabowo Subianto dengan Presiden Joko Widodo karena gagalnya panen dalam program food estate Kemenhan itu lah yang membuat Presiden Jokowi makan bakso bersama. TEMPO/ Febri Angga Palguna

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat PDI Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto, menyoroti berbagai upaya kecurangan yang dilakukan selama penyelenggaan Pemilu 2024. Menurut dia, kecurangan Pemilu kali ini dilakukan secara terstruktur mulai dari hulu ke hilir.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bahkan, dia menilai berbagai upaya kecurangan ini telah menggerus nilai-nilai demokrasi yang telah berjalan selama ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Oleh karena itu, kata Hasto, jika roda kekuasaan tak lagi menaati jalur demokrasi, maka rakyat harus bangkit berintervensi untuk tegaknya demokrasi. Pernyataan itu mengutip seorang budayawan Jerman, Johann Wolfgang von Goethe.

"Ini wujud akuntabilitas publik demi kesinambungan demokrati otentik demokrasi harus dikawal dari kecenderungan penguasa imperium, karena siapapun yang tertidur ketika demokrasi ini menghadapi ancaman, maka ketika dia bangun, dia akan mengalami alam kediktatoran," kata Hasto, dalam acara diskusi publik di Sekretariat Barikade 98, Jakarta Pusat, Senin, 18 Maret 2024.

Hal inilah yang menurut Hasto harus diselamatkan. Lebih lanjut, Sekjen PDIP itu mengatakan bahwa berbagai pengakuan sudah menunjukan hukum yang direkayasa di Mahkamah Konstitusi (MK). Hal ini terlihat dari adanya suatu intervensi yang melobi suatu lembaga yang seharusnya merdeka, bebas dari campur tangan kekuasaan presiden tetap dilakukan.

"Karena ada hubungan kekerabatan, ada kepentingan-kepentingan politik, itu mudah diintervensi," tuturnya. Selain itu, Hasto juga menyoroti aparat negara yang diarahkan untuk pemenangan salah satu pasangan calon presiden dan wakil presiden. 

Bahkan, dia menilai Pemilu 2024 merupakan perpaduan sempurna dari seluruh kecurangan yang terjadi dalam Pemilu tahun 1971 era Orde Baru dan Pemilu tahun 2009 era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus