Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
INFO JABAR – PT Hyundai Energy membangun pabrik perakitan baterai kendaraan listrik di kawasan Greenland International Industrial Center (GIIC) Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Pabrik ini bakal memproduksi 21 ribu unit Battery System Assembly (BSA).
"Atas nama Pemprov Jabar saya sangat mendukung, ini kebanggaan, menjadi peristiwa bersejarah masa depan yang rendah karbon dan ramah lingkungan dimulai salah satunya dari peristiwa hari ini," kata Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil saat melakukan peletakan batu pertama pembangunan pabrik perakitan baterai, bersama Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia Lee Sang Deok, serta jajaran direksi PT Hyundai Energy Indonesia pada Rabu, 31 Mei 2023. Rencananya pabrik tersebut beroperasi pada Maret 2024.
Menurut Ridwan Kamil, pembangunan pabrik milik Hyundai Energy itu bagian dari upaya untuk menciptakan Indonesia yang rendah karbon dan ramah lingkungan. Pabrik tersebut tentunya akan membuka lapangan pekerjaan anyar di Jabar. Pabrik ini dikabarkan akan menyerap ribuan tenaga kerja.
Hyundai Energy rencananya akan memproduksi 21 ribu unit BSA. Tahun berikutnya akan ditingkatkan menjadi 56 ribu unit BSA. Nilai investasinya mencapai 60 juta USD, atau setara Rp 900 miliar.
Kapasitas produksi pabrik itu mencapai lima giga watt hour (Gwh). Hyundai Motor Group bahkan menyatakan akan terus berinvestasi ke pabrik baterai ini untuk mendukung produksi kendaraan Ioniq 5 di Indonesia.
Ridwan Kamil mengatakan, Hyundai Energy Indonesia berkontribusi pada kebijakan ekosistem kendaraan listrik yang diterapkan pemerintah Indonesia. Pada 2050 Indonesia sudah berkomitmen net zero emisi dengan penggunaan energi terbarukan. "Ini sangat penting karena ini adalah akar masa depan, Indonesia sudah berkomitmen net zero emisi pada 2050 dan kita mulai dari sekarang," ujar dia.
Jabar, kata Ridwan Kamil, memiliki potensi besar dalam mengembangkan energi terbarukan, seperti panas Matahari, air, angin hingga geotermal. Menurutnya, jika melihat jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 300 juta jiwa, maka konsumsi energi terbarukan itu hanya membutuhkan setengah dari total produksi yang mencapai 400 gwh.
"Indonesia di masa depan akan memproduksi 400 Gwh energi terbarukan, salah satu yang terbesar di dunia. Tapi, 300 juta penduduk Indonesia cukup mengonsumsi setengahnya. Maka, di masa depan Indonesia akan terus mengekspor energi terbarukan ke dunia," ujar Ridwan Kamil.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini