Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Pusat Penerangan atau Kapuspen TNI Mayor Jenderal Hariyanto mengatakan bahwa, prajurit TNI yang bertugas di Lebanon tetap bertugas seperti biasa, di tengah serangan Israel terhadap negara tersebut. Dia menyatakan, keadaan seribuan prajurit TNI di Lebanon juga dalam keadaan baik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Sampai sekarang aman, tidak terluka," katanya ditemui di Lapangan Silang Monas, Jakarta pada Kamis, 3 Oktober 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Meski begitu, ia membuka kemungkinan prajurit militer Tanah Air yang bertugas di Lebanon itu dijemput jika terjadi sesuatu. Namun, ujarnya, keputusan itu harus mendapat izin dari Kementerian Luar Negeri atau Kemenlu dan pemimpin Pasukan Perdamaian PBB atau UNIFIL di Lebanon.
"Harus secara bertahap. Tapi yakinlah penugasan di sana sampai sekarang masih dilaksanakan," ucap Hariyanto.
Sekitar 1.000 prajurit TNI yang bertugas di Lebanon itu tergabung dalam UNIFIL. Melansir dari Antara, seribuan prajurit TNI tersebut bertugas di berbagai satuan UNIFIL.
Di antaranya Satgas Maritime Task Force, Satgas Batalion Mekanis TNI, dan Satgas Pendukung Markas.
Mereka juga ditugaskan di Satgas Indo Force Protection Company, Satgas Koordinasi Sipil-Militer TNI, Satgas Military Community Outreach Unit, dan Satgas Level 2 Hospital.
Sebagian besar prajurit TNI yang tergabung dalam UNIFIL itu beroperasi di darat. Sedangkan Satgas Maritime Task Force menjalankan tugasnya di laut.
Kondisi keamanan di Lebanon semakin memanas usai pasukan Israel menyerang wilayah Lebanon melalui serangan udara sejak awal minggu ini dengan dalih mengincar kelompok Hizbullah. Otoritas Lebanon melaporkan hampir 610 orang tewas, lebih dari 2 ribu warga sipil luka-luka, dan puluhan ribu lainnya mengungsi akibat serangan Israel itu.
Israel pekan lalu membunuh pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah. Pembunuhan Nasrallah dikhawatirkan mengganggu stabilitas Lebanon dan wilayah yang lebih luas.
Sejak Senin, 30 September 2024, serangan Israel yang gencar di seluruh Lebanon timur, selatan, dan di Beirut selatan telah menewaskan ratusan orang dan memaksa banyak orang meninggalkan rumah mereka. Pada awal minggu ini, kepala pengungsi PBB Filippo Grandi mengatakan lebih dari 200 ribu orang mengungsi di dalam Lebanon dan lebih dari 50 ribu telah melarikan diri ke negara tetangga Suriah.