Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Kalau tangan usil

A. rajan, mahasiswa di malaysia, didenda mal$ 500 oleh pengadilan, dituduh merusak citra negara. pasalnya rajan meraba alat vital nana bule ketika menumpang kereta api.

26 Desember 1987 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SEBAGAIMANA lazimnya mahasiswa, A. Rajan tak rela menyia-nyiakan liburan panjang bulan Desember. Maka, di hari Selasa tiga pekan lalu, mahasiswa Universitas Teknologi Malaysia itu memutuskan pulang mudik. Dia beruntung. Setelah antre panjang di stasiun Kuala Lumpur, ia berhasil mendapat karcis kereta api, meski cuma kelas dua. Kerinduan pada kampung halaman pun makin mencekam dirinya. Lebih asyik lagi, pemuda keturunan Tamil itu ternyata mendapat teman sekamar: seorang nona bule dari Australia. Tidurnya memang terpisah, karena hanya tersedia sebuah tempat tidur susun. Sang cewek kebagian di tingkat bawah. Sampai di situ semuanya berjalan normal. Kereta api melaju cepat dan kedua insan itu menutup tirai masing-masing. Mereka tak berkomunikasi. Enam jam setelah kereta meluncur, tepatnya pukul 2 dinihari, semua penumpang terkejut. Mereka menyingkap tirai masing-masing. Apa pasal? Si gadis bule bertubuh bahenol itu sedang memaki-maki Rajan sambil membetulkan ritsluiting bajunya. "Kamu kurang ajar," teriaknya. Sementara itu, Rajan tertunduk malu. Wajahnya pucat pasi. Runyamlah nasib Rajan. Begitu sampai di stasiun Gemas, di perbatasan Negeri Sembilan, Johor, turis Australia itu langsung lapor polisi. Tak pelak lagi, Rajan langsung ditahan. Setelah melewati berbagai prosedur hukum, pemuda itu akhirnya dijatuhi hukuman denda Mal$ 500, oleh pengadilan, dengan dakwaan merusakkan citra negara. Padahal, cewek yang bersangkutan tak pernah hadir di pengadilan, dan sudah lama ngeloyor ke Singapura. Soal siapa yang salah agaknya masih bisa dipertanyakan. Bayangkan, lantaran kepanasan, menjelang tengah malam cewek itu melepas baju disekujur tubuhnya. Berahi Rajan otomatis saja bangkit. Tanpa permisi, tangan Rajan lalu meraba "anu" si wanita, maaf, vagina.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus