Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Amnesti ya dan tidak

Kol. gregorio honasan akan diajukan ke pengadilan. honasan mengadakan wawancara khusus dengan beberapa media massa, berpenampilan mengesankan. ada yang usul agar honasan mendapat amnesti.

26 Desember 1987 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

INSTRUKSI pemecatan atas diri Kol. Gregorio "Gringo" Honasan dan 13 perwira lainnya dicetuskan Presiden Corazon Aquino Sabtu pekan lalu, hanya dua hari sesudah pemberontak itu tampil dalam acara dengar pendapat dengan Komite Senat Filipina. Cory tampaknya tidak berniat mengampuni Honasan, malah menegaskan, "Ia harus diajukan ke pengadilan." Tertangkap di pinggiran Manila, dua pekan lalu, kolonel tampan itu kian terkenal karena kudeta militer yang gagal, 28 Agustus berselang. Selama tiga bulan masa buronnya, ia beberapa kali mengadakan wawancara khusus dengan media massa, di antaranya dengan majalah Newsweek dan salah satu jaringan TV di Manila. Di depan para senator, Honasan mengulang beberapa pernyataan yang pernah dikemukakannya dalam wawancara itu. Dikatakannya, ia berjuang untuk tujuan yang benar, bahwa, "prajurit harus tahu untuk apa mereka berjuang." Satu-satunya hal baru ialah bahwa ia bukan pemimpin tunggal kudeta itu, bahwa sebenarnya ada "kepemimpinan kolektif". Acara dengar pendapat ini diliput TV tidak lebih dari lima menit, justru ketika sidang istirahat. Di situ Honasan tersenyum, tampak cerah dalam seragam tempurnya. Senator Aquilino Pimentel, bekas Menteri Pemerintahan Daerah dalam kabinet Cory yang pertama, amat terkesan oleh penampilan Honasan. Pimentel, yang pernah dituduh berhaluan kiri, menyatakan bahwa kolonel itu bersikap amat sopan dan amat lancar memberi keterangan. Lebih dari itu, kesaksiannya polos sekali, hingga penonton berkesimpulan ia bicara jujur. "Apakah ia benar atau salah, kita mau tak mau merasa kagum padanya dalam satu hal itu," demikian pengakuan Pimentel. Harus diakui, si Gringo memang punya kharisma. Kendati baru satu kali melihat penampilannya, Senator Santanina Rasul berpendapat bahwa Honasan pantas diberi amnesti. "Mengapa tidak?" cetus tokoh wanita ini, sementara adik ipar Cory, Senator Agapito "Butz" Aquino, condong pada sikap agar keadilan didahulukan daripada belas kasihan. Bukan tidak mungkin masyarakat bisa terpengaruh, sementara 200 istri dan anak-anak dari pengikut Honasan menuntut agar suami mereka dibebaskan sementara selama libur Natal. Kastaf FP Jenderal Fidel Ramos cepat-cepat menegaskan bahwa bicara tentang amnesti masih terlalu pagi, sedangkan Honasan bagaimanapun harus diajukan ke pengadilan terlebih dahulu. Bagi masyarakat Filipina, yang mayoritas Katolik, Natal adalah hari raya nasional, dan oleh gerilyawan komunis kesempatan ini digunakan untuk menghentikan peperangan. "Ini tak lain adalah goodwill kami pada rakyat Filipina," demikian bunyi surat bertulis tangan yang dilayangkan organisasi payung komunis NDF (Front Demokratik Nasional) kepada kantor-kantor berita. Gagasan damai Natal pertama kali memang datang dari mereka, dengan catatan bahwa itu bukan berarti NDF berminat untuk berunding. Cory menanggapi gagasan itu Sabtu pekan lalu. Ia memerintahkan pihak militer untuk tidak menyerang pemberontak komunis selama libur Natal dan Tahun Baru, tapi pada saat yang sama ditegaskannya bahwa pemerintah tidak akan lengah terhadap teror dan pelanggaran hukum. Menurut sumber militer, sejak perundingan damai gagal, Desember 1986, bentrok senjata antara militer dan komunis telah menewaskan 994 prajurit, 1.400 pemberontak, dan 100 rakyat biasa.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus