Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Kata Nadiem Soal Kemerdekaan di Acara Pelantikan 4.733 Mahasiswa Baru ITB

Institut Teknologi Bandung (ITB) menggelar acara penyambutan mahasiswa baru program sarjana sekaligus upacara Hari Kemerdekaan pada Sabtu, 17 Agustus 2024 di lapangan kampus Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Dalam acara pelantikan 1.733 orang mahasiswa calon sarjana itu, Rektor ITB Reini Djuhraeni Wirahadikusumah ikut membacakan sambutan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim.

17 Agustus 2024 | 11.09 WIB

Menteri Pendidikan Nadiem Makarim saat upacara HUT RI ke-78. Dokumentasi: Kemendikbud.
Perbesar
Menteri Pendidikan Nadiem Makarim saat upacara HUT RI ke-78. Dokumentasi: Kemendikbud.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Institut Teknologi Bandung (ITB) menggelar acara penyambutan mahasiswa baru program sarjana sekaligus upacara Hari Kemerdekaan pada Sabtu, 17 Agustus 2024 di lapangan kampus Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Dalam acara pelantikan 4.733 orang mahasiswa calon sarjana itu, Rektor ITB Reini Djuhraeni Wirahadikusumah ikut membacakan sambutan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Menurut Nadiem, kemerdekaan Indonesia adalah buah gerakan menuju satu cita-cita bersama. “Begitu pun dengan cita-cita untuk memajukan pendidikan dan kebudayaan harus diperjuangkan bersama dengan gotong royong,” katanya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Dalam lima tahun terakhir, menurut Nadiem, banyak pihak yang berjuang dalam gerakan Merdeka Belajar. Upaya itu disebut perjuangan karena tidak mudah menempuh perjalanan gerakannya. “Kita melakukan perubahan besar dalam banyak hal dari sistem, cara kerja, sampai pola pikir,” ujarnya.

Para pelajar kini mendapat kesempatan untuk mengeksplorasi minat dan potensinya dengan Kurikulum Merdeka yang mulai tahun ini diimplementasikan sebagai kurikulum nasional. “Jutaan lulusan perguruan tinggi telah mendapat peluang pekerjaan yang lebih baik karena pengalamannya mengikuti program Kampus Merdeka,” kata Nadiem.

Selain itu, komitmen pemerintah untuk terus berdiri di sisi para guru juga telah terwujud dengan diangkatnya ratusan ribu guru honorer menjadi aparatur sipil negara, pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja. Begitu juga menurut Nadiem, dengan pendidikan guru penggerak yang berfokus pada peningkatan kepemimpinan guru yang kini telah melahirkan ratusan ribu pendidik, kepala sekolah, dan pengawas sekolah yang berani menciptakan perubahan bermakna.

“Semua ini didukung oleh tranformasi digital terbesar dalam sejarah Indonesia yang telah melahirkan banyak terobosan yang membantu guru dan kepala sekolah menciptakan lingkungan belajar yang berpusat pada murid,” ujar Nadiem.

Dengan pencapaian itu, hasil perjuangan bersama itu menurutnya patut dibanggakan. Namun begitu Mendikbudristek mengatakan gerakan Merdeka Belajar adalah titik awal yang masih jauh dari kata sempurna. “Kita belum sampai di garis finish,” katanya. Nadiem meminta untuk menguatkan tekad dan langkah perjuangan untuk perjalanan pendidikan ke depan yang dipastikan masih akan ada banyak tantangan.

Devy Ernis

Devy Ernis

Bergabung dengan Tempo sejak April 2014, kini staf redaksi di Desk Nasional majalah Tempo. Memimpin proyek edisi khusus perempuan berjudul "Momen Eureka! Perempuan Penemu" yang meraih penghargaan Piala Presiden 2019 dan bagian dari tim penulis artikel "Hanya Api Semata Api" yang memenangi Anugerah Jurnalistik Adinegoro 2020. Alumni Sastra Indonesia Universitas Padjajaran.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus