Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Kata Politikus PDIP Soal Rencana Pertemuan Prabowo-Megawati

Ketua DPP PDIP Ahmad Basarah mengatakan faktor Bung Karno yang akan mewujudkan pertemuan Prabowo-Megawati.

16 Januari 2025 | 09.19 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri (dua dari kanan) berjabat tangan dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di kediamannya Jalan Teuku Umar, Jakarta, Rabu, 24 Juli 2019. Megawati didampingi oleh kedua anaknya, Puan Maharani (kiri) dan Prananda Prabowo (kanan). TEMPO/Muhammad Hidayat

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

WACANA pertemuan antara Presiden Prabowo Subianto dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri ramai dibahas usai pelaksanaan Pilpres 2024. Keduanya sempat dikabarkan akan bertemu sebelum pelantikan Prabowo sebagai presiden, tetapi pertemuan Prabowo-Megawati belum kunjung terlaksana.

Meskipun keduanya belum bertemu, Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani mengklaim sejak Prabowo terpilih menjadi presiden hubungan kedekatan Ketua Umum Partai Gerindra itu dengan Megawati masih terjalin dengan baik. Dia mengatakan segala bentuk komunikasi masih dilakukan antara kedua tokoh tersebut.

“Ketika Pak Prabowo terpilih menjadi Presiden, itu hubungannya juga tetap terjalin. Benar bahwa keduanya belum pernah bertemu, tetapi komunikasinya dilakukan dengan berbagai macam cara," ujar Ahmad Muzani saat ditemui di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu, 15 Januari 2025.

Ahmad Basarah: Faktor Bung Karno yang akan Mempertemukan Megawati dan Prabowo

Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Ahmad Basarah mengatakan Presiden Pertama RI Sukarno menjadi faktor yang akan mempertemukan Megawati dengan Prabowo. Dia menuturkan rencana pertemuan dan silaturahmi antara Megawati dan Prabowo sudah digagas sejak beberapa bulan lalu melalui kader-kader Gerindra dan PDIP.

“Sinyal Ibu Megawati bersedia merencanakan pertemuan dengan Pak Prabowo Subianto salah satunya disampaikan dalam pesan Ibu Mega yang diamanatkan kepada saya untuk disampaikan kepada Pak Prabowo melalui Sekjen Gerindra Ahmad Muzani tanggal 17 Oktober 2024 lalu di ruang kerja Ketua MPR di Gedung Nusantara III Komplek DPR/MPR/DPD RI,” kata Basarah dalam keterangannya di Jakarta, Rabu, seperti dikutip dari Antara.

Anggota Komisi XIII DPR ini mengungkapkan salah satu amanat Megawati yang sudah disampaikan kepada Muzani saat itu adalah pesan bahwa Megawati bersedia bertemu Prabowo setelah pelantikan menteri kabinet. Menurut dia, hal itu memberikan pesan yang kuat bahwa Megawati dan Prabowo suatu saat bertemu langsung. Ini juga tidak ada kaitannya dengan urusan kursi kabinet.

Dia menyebutkan Megawati juga menjelaskan alasannya bersedia bertemu Prabowo lantaran tak punya masalah dan tetap bersahabat baik dari sejak dulu hingga saat ini.

“Jadi, sebenarnya, kesediaan Ibu Mega untuk bertemu Pak Prabowo bukan baru kali ini saja dikemukakan. Pesan bahwa Bu Mega bersedia untuk bertemu dengan Pak Prabowo sudah beliau sampaikan jauh hari sebelumnya,” ujarnya.

Selanjutnya, kerekatan hubungan Megawati dan Prabowo bertambah kuat ketika Basarah melaporkan hasil pertemuan Pimpinan MPR 2019-2024 dengan Prabowo pada 30 September 2024 di ruang kerja Menteri Pertahanan.

Pada saat itu, kata dia, sepuluh orang pimpinan MPR yang dipimpin Bambang Soesatyo menyampaikan surat pimpinan MPR kepada presiden terpilih Prabowo Subianto tentang permohonan tindak lanjut pemulihan nama baik Bung Karno setelah pimpinan MPR membuat surat penegasan tidak berlakunya lagi TAP MPRS Nomor XXXIII Tahun 1967 tentang Pencabutan Kekuasaan Pemerintahan Negara dari Presiden Soekarno dan penegasan tuduhan Presiden Soekarno telah mendukung pemberontakan G30S/PKI tidak pernah dibuktikan dan batal demi hukum.

Basarah mengatakan, saat itu, Prabowo merespons surat pimpinan MPR tersebut dengan mengatakan, “Tanpa surat pimpinan MPR ini, kalau menyangkut hak-hak Bung Karno, jika saya sudah menjabat sebagai presiden nanti, pasti akan saya kerjakan.”

Bahkan, kata dia, Prabowo menitipkan pesan untuk Megawati dan Guntur Soekarnoputra bahwa dia adalah seorang pengagum dan pencinta Bung Karno.

“Pak Prabowo kemudian menunjuk tangannya ke arah meja kerja utama beliau sebagai Menhan RI yang di belakangnya terdapat lukisan besar Bung Karno sedang menunggang kuda,” ungkap Basarah.

Seluruh hasil pertemuan dan pembicaraannya bersama Pimpinan MPR lainnya dengan Prabowo tersebut kemudian dilaporkan kepada Megawati. Sejak saat itulah Megawati sudah ingin bertemu langsung dengan Prabowo untuk mengucapkan terima kasih atas responsnya tentang pemulihan nama baik Bung Karno.

Namun, ucapan terima kasih kepada Presiden Prabowo tersebut akhirnya baru disampaikan dalam pidato resmi HUT ke-52 PDIP pada Sabtu, 11 Januari 2025.

“Dengan demikian, menurut saya, faktor Bung Karno lah yang akan mempertemukan antara Bu Mega dan Pak Prabowo, selain faktor persahabatan mereka berdua yang sangat baik," tuturnya.

Basarah menuturkan, di luar faktor tersebut, alasan lain yang membuat Megawati bersedia bertemu Prabowo adalah karena Megawati sangat memikirkan perkembangan situasi global dan potensi krisis dunia akibat perang antarbangsa, krisis lingkungan hidup, serta krisis pangan dunia akibat pemanasan global.

“Bu Mega mengkhawatirkan berbagai krisis dunia itu akan berdampak langsung terhadap nasib rakyat dan bangsa Indonesia,” ujar Basarah, yang merasa optimistis terjadi pertemuan antara Megawati dan Prabowo untuk membahas nasib dan masa depan Indonesia.

Komarudin Watubun: Pertemuan Megawati-Prabowo Bukan Berarti PDIP akan Masuk Kabinet

Adapun Ketua Bidang Dewan Kehormatan DPP PDIP Komarudin Watubun mengatakan relasi baik Megawati dan Prabowo bukan berarti mengharuskan PDIP masuk ke pemerintahan. Dia menyebutkan logika yang sama berlaku soal potensi pertemuan Megawati dengan Prabowo.

Komarudin mengatakan PDIP sebagai partai pemenang pemilu 2024 di DPR bisa saja terus menjaga checks and balances pemerintah. Namun dia menyebutkan PDIP punya peluang sejalan dengan pemerintah melalui keputusan politik di DPR jika berkaitan dengan kepentingan nasional.

“Kalau nanti besok besok mereka saling berkomunikasi bahkan bertemu, bukan berarti itu menandakan kami harus gabung ke kabinet. Tidak harus di pemerintahan, tetapi pertemanan tetap dijaga,” kata Komarudin ketika dihubungi pada Selasa, 14 Januari 2025.

Anggota Komisi II DPR ini mengatakan Megawati sudah melemparkan isyarat soal hubungannya dengan Prabowo dalam pidato di perayaan HUT ke-52 PDIP pada Jumat, 10 Januari 2025. Megawati mengatakan hubungannya dengan Presiden Prabowo baik-baik saja. Presiden ke-5 itu menjamin tidak akan mengusik presiden walau saat ini PDIP berada di luar pemerintahan.

Walaupun belum bertemu usai pemilihan presiden 2024, Megawati juga menjamin komunikasinya dengan mantan Menteri Pertahanan itu akan tetap terjaga melalui utusan-utusan. “Loh, emangnya nggak boleh? Ya boleh lah. Ini kan prinsip. Mas, ya biarin aja aku di sini, kamu ya di sana ramai-ramai,” kata Megawati di sekolah partai, Lenteng Agung, Jakarta Selatan.

Politikus senior PDIP Sidarto Danusubroto sempat menyampaikan pesan dari Prabowo melalui orang dekatnya ke Megawati di HUT PDIP. “Saya menyampaikan pesan Pak Prabowo soal keinginan bersilaturahmi dengan Bu Mega,” ujar Sidarto saat dihubungi pada Selasa, 14 Januari 2025.

Namun mantan ajudan Sukarno ini enggan menyebutkan utusan Prabowo yang berkomunikasi dengannya itu. Anggota Dewan Pertimbangan Presiden 2019-2024 ini juga tidak memerinci kapan dan di mana pertemuan tersebut bakal berlangsung.

Narasumber Tempo yang mengetahui rencana persamuhan tersebut mengatakan Prabowo dan Megawati diperkirakan bertemu dalam waktu dekat. Ada kemungkinan, kata sumber ini, Prabowo dan Megawati bertemu pada bulan ini.

Juru bicara PDIP, Guntur Romli, tidak membantah kabar bahwa Megawati dan Prabowo bakal segera bertemu. “Semoga segera bisa bertemu. Kami juga menunggu pertemuan Ibu Megawati dengan Pak Prabowo,” ujar Guntur melalui pesan pendek saat dimintai konfirmasi pada Selasa, 14 Januari 2025.

Soal arah partai bergabung atau tidak ke pemerintah ditentukan Kongres PDIP pada April 2025. Guntur mengatakan Megawati ingin mendengar suara akar rumput terlebih dahulu sebelum membuat keputusan. 

Sedangkan juru bicara Prabowo, Dahnil Anzar Simanjuntak, mengatakan Prabowo dan Megawati bersahabat baik. Ketika ditanya keterbukaan Jenderal TNI Purnawirawan itu kepada PDIP untuk masuk pemerintahan, Dahnil mengatakan prinsip itu dipegang presiden sejak awal.

“Sejak awal Pak Prabowo terbuka kepada semua pihak, termasuk PDIP,” kata Dahnil melalui pesan pendek pada Selasa, 14 Januari 2025.

Dahnil menyebutkan hubungan baik di antara pemimpin DPR dari PDIP maupun Partai Gerindra, Puan Maharani dan Sufmi Dasco Ahmad, menjadi penyambung komunikasi antara Megawati dan Prabowo.

M. Raihan Muzzaki, Daniel Ahmad Fajri, dan Antara berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Pilihan editor: Ombudsman Nilai Alasan JRP Soal Pembangunan Pagar Laut di Tangerang Tidak Logis

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus