Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Kepala BGN Sebut Belalang dan Ulat Sagu Bisa Jadi Menu Makan Bergizi Gratis

Menurut Kepala BGN Dadan Hindayana, belalang dan ulat sagu merupakan salah satu sumber protein yang sesuai dengan potensi lokal di beberapa daerah.

29 Januari 2025 | 07.16 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Warga menunjukan ulat sagu yang berhasil dikumpulkan saat festival ulat sagu di Kampung Yoboi, Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, 21 November 2024. Festival ulat sagu bertujuan untuk memanfaatkan sagu sebagai bahan pangan kuliner dan menjadi tarik eko wisata di Kampung tersebut. ANTARA/Gusti Tanati

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Gizi Nasional atau BGN Dadan Hindayana mengungkapkan bahwa serangga bisa menjadi alternatif sumber protein dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG). Ia menjelaskan bahwa menu MBG dirancang berdasarkan potensi lokal, sehingga daerah tertentu dapat memanfaatkan serangga yang sudah umum dikonsumsi oleh masyarakat setempat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Mungkin saja ada satu daerah suka makan serangga (seperti) belalang, ulat sagu, bisa jadi bagian protein," kata Dadan dalam pemaparannya di Rapimnas Perempuan Indonesia Raya, Sabtu, 25 Januari 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dadan menekankan bahwa variasi menu MBG menunjukkan bahwa Badan Gizi Nasional tidak memberlakukan standar menu secara nasional, tetapi lebih berfokus pada penetapan standar komposisi gizi secara nasional.

Serangga merupakan salah satu sumber protein yang sesuai dengan potensi lokal di beberapa daerah. Dadan juga memberikan contoh beragam sumber protein yang disesuaikan dengan sumber daya lokal di wilayah tertentu. “Ada daerah yang banyak telur, ada yang banyak ikan, seperti itu,” kata Dadan, dikutip dari Antara.

Selain variasi sumber protein, Dadan membuka kemungkinan adanya variasi menu untuk memenuhi kebutuhan karbohidrat makan bergizi gratis. Misalnya, di wilayah yang terbiasa mengonsumsi jagung, singkong, atau pisang rebus, ketiga bahan tersebut dapat menggantikan nasi dalam menu MBG. “Itu contoh, ya, bagaimana keragaman pangan itu bisa diakomodir dalam program makan bergizi,” kata Dadan.

Saat ini, program MBG telah dijalankan di 31 provinsi di Indonesia dengan total 238 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang bertugas memproduksi makanan untuk program tersebut.

Pada tahap awal, yakni periode Januari–April 2025, program ini menargetkan 3 juta penerima manfaat. Selanjutnya, pada periode April–Agustus 2025, jumlah penerima manfaat diharapkan meningkat menjadi 6 juta orang.

Dadan Hindayana sebelumnya mengungkapkan bahwa dirinya kurang tidur karena sibuk mengurus program MBG. BGN merupakan lembaga yang memiliki tugas memberikan arahan kepada pelaksana program MBG yang diinisiasi oleh Presiden Prabowo Subianto.

Dadan menyebutkan bahwa persiapan untuk program MBG hampir tidak pernah berhenti sejak dimulai pada 6 Januari 2025 lalu. "Karena masaknya hampir setiap hari selama seminggu dan akan berlangsung selama setahun, jadi kegiatan yang tidak pernah berhenti, makanya saya mulai agak kurang tidur," kata Dadan dalam kegiatan penandatangan nota kesepahaman antara BGN dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di Jakarta pada Kamis, 23 Januari 2025.

Selama 18 hari pelaksanaan program MBG, jadwal Dadan sebagai Kepala BGN hampir selalu padat. Ia menambahkan bahwa BGN harus tetap waspada untuk menghadapi kemungkinan terjadinya hal-hal tak terduga selama pelaksanaan MBG. "Kami sore sudah evaluasi, subuh sudah masak, dan kemudian deliver, kami sudah deg-degan lagi apa yang akan terjadi," ucap Dadan.

Oleh karena itu, Dadan menyatakan bahwa BGN membutuhkan keterlibatan pihak-pihak lain dalam pelaksanaan program MBG, salah satunya adalah BPOM yang akan ikut mengawasi jalannya program tersebut.

"Kami butuh semua pihak, termasuk BPOM, untuk bisa mitigasi, evaluasi dari aspek higienis hingga keamanan pangan, memitigasi apa yang akan terjadi di lapangan," ucap Dadan.

Putri Safira Pitaloka dan Sultan Abdurrahman berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus