Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Libur Sekolah Saat Ramadan: Pembahasan hingga Sorotan dari FSGI

Wacana libur sekolah saat Ramadan menjadi sorotan. Mendikdasmen Abdul Mu'ti mengoreksi penyebutan wacana itu

17 Januari 2025 | 17.45 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu'ti memberikan keterangan di Kantor Kemendikdasmen, Jakarta, 31 Desember 2024. TEMPO/Anastasya Lavenia

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti mengatakan tidak ada istilah libur sekolah saat Ramadan seperti yang diberitakan belakangan. Menurut dia yang tepat adalah pembelajaran di bulan Ramadan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Abdul belum menjelaskan konsep pembelajaran di bulan puasa yang dimaksudnya. Ia baru akan menyampaikan usulan ke Presiden Prabowo Subianto. Namun, ia sudah membahas ihwal pembelajaran saat Ramadan dengan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri Dalam Negeri, dan Kantor Staf Kepresidenan.   

“Jadi bahasanya bukan libur Ramadan ya. Karena ada yang menulis libur Ramadan. Bahasanya pembelajaran di bulan Ramadan,” kata Abdul Mu’ti di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat, 17 Januari 2025.

1. Muhammadiyah Menyiapkan Paket Khusus

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir mengatakan pihaknya segera menyiapkan paket khusus sebagai pengganti aktivitas belajar-mengajar bila pemerintah meliburkan sekolah selama bulan suci Ramadan. Haedar mengatakan paket khusus tersebut seperti kegiatan keagamaan di masjid maupun sekolah yang juga dalam pengawasan para guru.

“Kami mendukung, tapi ada tiga poin penting bagi Muhammadiyah, Ramadan harus tetap dijadikan arena untuk mendidik akhlak, budi pekerti, dan mendidik karakter,” katanya saat pembukaan Tanwir 1 Aisyiyah di Jakarta, Rabu, 15 Januari 2025.

2. Dibahas Saat Musyawarah Nasional

Pengurus Besar Nahdlatul Ulama atau PBNU akan menggelar Musyawarah Nasional Alim Ulama dan Konferensi Besar pada 5-7 Februari 2025 dengan mengangkat isu-isu aktual salah satunya wacana libur sekolah selama Ramadan.  “Nanti 5 Februari kami akan Munas Konbes. Jadi ada berbagai masalah dibahas termasuk hal-hal seperti ini. Lalu baru kami akan secara forum dari PBNU berpendapat. Sekarang masih ada diskusi-diskusi,” kata Ketua PBNU Ahmad Suaedy di Jakarta pada Selasa, 14 Januari 2025.

3. Opsi Libur Ramadan

Abdul Mu'ti  mempertimbangkan tiga opsi libur Ramadan dan Lebaran. Opsi pertama, ada yang mengusulkan libur diterapkan secara penuh selama satu bulan. Usulan ini dibarengi ide untuk mengadakan kegiatan-kegiatan keagamaan yang diselenggarakan di masyarakat.

Opsi kedua menerapkan libur sebagaimana skema yang masih diterapkan hingga Ramadan terakhir pada tahun lalu. Hari libur diterapkan pada dua atau tiga hari hingga empat sampai lima hari di awal dan akhir Ramadan. Opsi ketiga meniadakan libur Ramadan sama sekali. Para pelajar hanya akan mendapat jatah libur sebagaimana libur pekan yang diterapkan sekolah pada hari-hari biasanya. 

“Nah, tapi intinya itu semua usulan-usulan yang ada di masyarakat. Kami tentu memantau usulan-usulan itu sebagai bagian dari aspirasi publik yang dalam konteks demokrasi itu sehat karena ada partisipasi masyarakat dalam pengambilan kebijakan publik,” kata Abdul Mu'ti di Jakarta Pusat pada Senin, 13 Januari 2025.

4. Rapat dengan Kementerian Agama

Sebelumnya Abdul Mu’ti berencana melakukan pembahasan wacana libur sekolah selama bulan Ramadan dengan Kementerian Agama. Ia mengatakan masih belum ada keputusan dari pemerintah soal wacana ini. “Akan diputuskan dalam rapat lintas kementerian. Minimal dengan Kementerian Agama,” kata Abdil Mu’ti pada Ahad, 12 Januari 2025. Meskipun begitu, Abdul mengatakan masih belum ada terjadwal pertemuan rapat kementerian tersebut.

5. Nasib Siswa Nonmuslim

Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Heru Purnomo menyoroti bergulirnya wacana libur sekolah selama Ramadan. Heru mempertanyakan nasib peserta didik yang bukan beragama Islam bila nantinya kebijakan tersebut diterapkan. "Mereka mau ada kegiatan apa selama satu bulan penuh itu? Dan mereka tidak terkait, tidak kontekstual dengan Ramadan," katanya pada Rabu, 15 Januari 2025.

Heru juga menilai ada beberapa sekolah yang mayoritas peserta didiknya tidak beragama Islam. Ia mencontohkan sekolah-sekolah dari yayasan Kristen maupun Katolik, serta sekolah-sekolah yang berada di Bali. Sekolah-sekolah ini, kata Heru, tentunya akan mempertimbangkan untuk tetap melaksanakan proses pembelajaran. "Kemungkinan mereka tetap akan masuk sekolah, walaupun mungkin libur di awal atau libur di akhir Ramadan," kata Heru. 

Vedro Imanuel Girsang, Sapto Yunus, Hanin Marwah, Anastasya Lavenia Y turut berkontribusi dalam penulisan artikel ini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus