Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Membetahkan transmigran

Departemen transmigrasi bekerja sama dengan swas- ta menyelenggarakan transmigrasi agar target transmigran tercapai. pt daya guna samudera merin- tis pir transmigrasi nelayan.

6 Juli 1991 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Target transmigrasi diduga akan semakin sulit dicapai. Iming-iming dua hektare tanah tak lagi menarik. JARANG terjadi, seorang menteri plus tiga dirjen serempak meringankan kakinya "hanya" untuk melepas beberapa puluh calon transmigran. Tapi itulah kenyataannya. Di dermaga PT Semen Gresik, pekan lalu, Menteri Transmigrasi Soegiarto bersama dua dirjennya, dan Dirjen Perikanan, hadir untuk melepas 50 calon transmigran nelayan yang akan dilatih oleh PT Daya Guna Samudera, salah satu anak perusahaan Djajanti Group. Begitu pentingkah acara tersebut? Ya, "Soalnya, mencari transmigran di saat ini bukan lagi soal yang gampang," kata Soegiarto. Buktinya, kendati sudah diiming-imingi tanah seluas dua hektare, tak banyak orang yang berniat "pindah rumah". Iming-iming seperti itu tak lagi menarik, tutur Menteri. Itulah sebabnya, untuk mengatasi masalah tersebut, kini Departemen Transmigrasi juga menarik swasta sebagai mitra kerjanya. Menurut Dirjen Pengerahan dan Pembinaan Deptrans, Widarbo Darmosusilo kini tak kurang dari 96 perusahaan swasta yang menyatakan siap. Dari kerja sama ini, Pemerintah berharap bisa menempatkan 47 ribu transmigran (sekitar 67% dari target transmigran tahun ini). "Kami memang akan berusaha sekuat tenaga untuk mencapai target," kata Widarbo. Sebuah tekad yang, mau tidak mau, harus benar-benar bulat karena jumlah itu sudah merupakan hasil koreksi dari target Repelita V. Pada tahun anggaran 1991/92, Repelita V mematok pemindahan dan penempatan penduduk sebanyak 110 ribu keluarga. Hanya saja, dengan anggaran yang hanya Rp 629 milyar, akhirnya terpaksa angka tersebut dipangkas 40 ribu. Maka, Deptrans kini memberikan perhatian ekstra terhadap kerja sama dengan swasta. Kerja sama itu terjalin dalam transmigrasi industri, transmigrasi pengelolaan hutan sagu, kelapa sawit, hingga perikanan. Salah satu contohnya adalah PT Unggul Widya Teknologi Lestari. Dengan menyelenggarakan PIR-Trans (Perkebunan Inti Rakyat-Transmigrasi) kelapa sawit dan industri pembekuan udang di Sulawesi Selatan, hingga 1992 perusahaan ini diharapkan bisa mendatangkan sekitar 4.000 transmigran. Yang kini tengah dirintis adalah PIR transmigrasi nelayan. Ini memang bukan barang baru. Tahun lalu, untuk mengoperasikan industri perikanannya di Benjina, Maluku Tenggara, Daya Guna juga (untuk tahap pertama) mendatangkan 50 keluarga. Tapi, terbukti, banyak yang tak betah. Minta pulang. Belajar dari pengalaman tersebut, kini transmigran yang akan dikirim --rencananya, hingga akhir tahun akan mencapai 500 keluarga -- lebih dahulu harus melalui proses pelatihan selama 15 hari. Dengan menggunakan lima unit kapal berbobot 20 ton, para nelayan Jawa Timur yang biasa menggunakan kapal kayu ini akan dilatih untuk hidup di laut. Jadi, kalau biasanya waktu melaut hanya sehari dua, "Kini Saudara harus belajar hidup di laut sampai tiga pekan, bahkan mungkin lebih dari sebulan," kata Menteri. Untuk itu, ada iming-iming menarik yang ditawarkan Daya Guna. Di Benjina, mereka akan memiliki rumah yang berharga Rp 7 juta per unit -- trans biasa nilai rumahnya hanya berkisar antara Rp 1,5 juta dan Rp 2,5 juta. Selain itu, kapal yang mereka pakai melaut pun, setelah tiga tahun, bisa langsung dimiliki oleh 8-10 keluarga yang mengoperasikannya. Caranya sederhana. Mereka cukup menyetorkan 45% hasil tangkapannya kepada Daya Guna. Hasil penjualan yang 55% bisa langsung dinikmati oleh mereka yang melaut. Daya Guna murah hati? Ternyata, ada juga perhitungan laba-rugi. "Kami juga mencari untung walaupun itu baru bisa diraih dalam jangka panjang," kata Burhan Uray, bos Djajanti Group. Budi Kusumah

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus