Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Menjelang tahun politik pemilihan umum atau Pemilu 2024, sejumlah partai dan tokoh politik pun menyiapkan ancang-ancang untuk meningkatkan elektabilitasnya. Namun, tidak sedikit orang masih asing dengan istilah ‘elektabilitas’ yang sering wira-wiri bermunculan di media sosial dan perbincangan publik. Lantas, apa itu sebenarnya elektabilitas?
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), elektabilitas didefinisikan sebagai tingkat keterpilihan yang disesuaikan dengan kriteria pilihan. Sementara kata ‘elektabilitas’ diserap dari bahasa inggris, yaitu electability yang bermakna keterpilihan. Elektabilitas bisa diterapkan untuk barang, jasa maupun seseorang, badan, partai.
Pembahasan elektabilitas kerapkali dihubungkan dengan figure atau tokoh, khususnya pemimpin. Hal ini karena elektabilitas memiliki keterkaitan dengan kemampuan seorang kandidat untuk memberikan citra atau persepsi yang memengaruhi orang lain untuk memilih dirinya saat pemilihan umum dilaksanakan.
Elektabilitas juga tidak bisa dilepaskan dari kepopuleritasan seorang tokoh atau kandidat. Seorang tokoh yang memiliki tingkat populeritas tinggi maka elektabillitasnya pun tinggi karena didukung ekspos dari media. Mengutip dari publikasi Survei dan Konsultan Politik: Membangun Popularitas dan Elektabilitas Politik, semakin populer suatu partai atau politikus, makin tinggi pula elektabilitas. Oleh karena itu, tidak sedikit partai atau tokoh politik berupaya meningkatkan elektabilitasnya menjelang pemilihan umum dengan tujuan memenuhi kriteria keterpilihan dan popularitas yang tinggi.
Meskipun demikian, antara elektabilitas dan popularitas adalah dua hal yang berbeda. Popularitas bermakna tingkat keterkenalan. esuatu yang populer lebih tinggi tingkat elektabilitas dibanding yang tidak. Populer belum tentu layak dipilih jika tidak memiliki kriteria elektabilitas. Sebaliknya, meskipun memiliki elektabilitas, tapi tidak populer, persentase keterpilihannya juga rendah.
Sementara dikutip dari Kampanye sebagai Komunikasi Politik: Esensi dan Strategi dalam Pemilu, elektabilitas partai politik maupun politikus dapat ditingkatkan denngan serangkaian kegiatan kampanye menjelang pemilihan. Kampanye politik berperan pentin untuk memperkenalkan kandidat kepada masyarakat. Melalui kampanye, citra partai dan politikus ditampilkan.
NAOMY A. NUGRAHENI
Baca: MK Tolak Gugatan PKS Soal Presidential Threshold 20 Persen, Ini Penjelasan Ambang Batas Pemilu 2024
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini