Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Pendidikan

Mia Yunita Wisudawan Termuda dari UGM Saat Usia 20 Tahun 1 Bulan 9 hari, Terapkan Teknik Pomodoro

Mia Yunita menjadi wisudawan termuda di Fakultas Kedokteran Hewan UGM di usia 20 tahun. Ia bagikan cara belajarnya.

16 September 2024 | 14.11 WIB

Mia Yunita, mahasiswa prodi Kedokteran Hewan UGM. Dok.UGM
Perbesar
Mia Yunita, mahasiswa prodi Kedokteran Hewan UGM. Dok.UGM

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Mia Yunita, seorang mahasiswa Program Studi Kedokteran Hewan di Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada atau UGM, berhasil meraih gelar sarjana pada usia 20 tahun 1 bulan 9 hari.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Mia merupakan salah satu dari 3.627 lulusan yang mengikuti prosesi wisuda pada 28-29 Agustus 2024 di Grha Sabha Pramana UGM. Dengan pencapaian tersebut, Mia dinobatkan sebagai wisudawan termuda dalam periode wisuda kali ini, mengingat rata-rata usia lulusan sarjana di UGM adalah 22 tahun 6 bulan 15 hari.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Mia merasa bangga bisa menyelesaikan pendidikannya tepat waktu dalam kurun empat tahun. Ia mengungkapkan bahwa dirinya tidak menyangka akan mendapatkan predikat sebagai lulusan termuda. Mia menjelaskan bahwa ia mampu lulus pada usia muda karena memulai kuliah saat masih berusia 16 tahun.

Namun, Mia juga mengakui bahwa menjalani perkuliahan di usia yang lebih muda bukanlah perkara mudah. Pada awal kuliah, ia sempat merasa minder karena merasa belum seharusnya berada di dunia perkuliahan. "Aku sempat merasa inferior, apalagi setelah mengetahui diterima di Fakultas Kedokteran Hewan UGM, banyak orang berekspektasi tinggi terhadapku, seolah-olah aku sangat pintar," kataMia dalam wawancaranya pada Selasa, 10 September 2024 seperti dilansir dari situs resmi Universitas Gadjah Mada.

Meskipun memulai kuliah di usia muda, Mia berhasil menyesuaikan diri dengan ritme perkuliahan dan aktivitas rekan-rekannya. Pengalaman sebelumnya saat mengikuti program akselerasi di SMA, di mana ia harus menyelesaikan studi dalam dua tahun, membantunya dalam menghadapi beban tugas dan ujian yang padat. Kebiasaan ini membuatnya tidak terlalu terkejut dengan kesibukan di bangku kuliah.

Bagi Mia, kunci keberhasilannya terletak pada kemampuan menikmati proses belajar di setiap jenjang pendidikan. Dia memutuskan untuk mengikuti program akselerasi di SMA karena ketertarikannya pada hal-hal yang dianggap unik. "Saya tidak keberatan menghabiskan waktu untuk menyusun laporan praktikum dan mencari materi tambahan yang belum diajarkan, karena saya ingin belajar lebih mendalam di bidang yang saya tekuni," ujar Mia.

Untuk menjaga fokus belajar, Mia menggunakan teknik "pomodoro", di mana ia belajar selama 25 menit dan beristirahat selama 5 menit, mengulangi siklus tersebut hingga 3 jam. Selain itu, suasana yang nyaman juga menjadi faktor penting. Sebelum mulai belajar, Mia merapikan meja, mengatur suhu ruangan, menyiapkan camilan, dan menjauhkan ponsel agar tidak terganggu.

Selain unggul di bidang akademik, Mia juga aktif dalam kegiatan organisasi dan kepanitiaan. Ia pernah menjadi mentor bagi mahasiswa baru dalam Pelatihan Pembelajar Sukses bagi Mahasiswa Baru (PPSMB) Vetebrae UGM 2021 dan terlibat sebagai Liaison Officer dalam Musyawarah Kerja Nasional yang diadakan oleh Ikatan Mahasiswa Kedokteran Hewan Indonesia (IMAKAHI) di UGM.

Mia juga berbagi tips belajar yang efektif dengan metode menghafal. Ia merekomendasikan untuk meninjau ulang catatan dan materi dari dosen, serta menandai poin-poin penting sebelum mulai menghafal. "Rasa ingin tahu adalah hal yang penting untuk menjaga semangat berkuliah. Dengan rasa ingin tahu, mahasiswa dapat menggali ilmu sebanyak mungkin," kata Mia.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus