Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Mundur dari Kabinet, Miftah Maulana Singgung Masa Lalu di Jalanan hingga Pesan Presiden Prabowo

Miftah Maulana mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada Prabowo yang telah mengangkatnya sebagai utusan khusus Presiden.

6 Desember 2024 | 14.50 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Pendakwah Miftah Maulana alias Gus Miftah (kaus biru) saat mengantarkan Sunhaji, penjual es teh (bertopi) yang sempat ia olok-olok di kediamannya Ponpes Ora Aji Sleman Rabu, 4 Desember 2024. TEMPO/Pribadi Wicaksono.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Yogyakarta - Pendakwah Miftah Maulana Habiburrahman alias Gus Miftah mengumumkan pengunduran dirinya sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan, Jumat 6 Desember 2024 di kediamannya, Pondok Pesantren Ora Aji, Sleman, Yogyakarta.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Diringi isak tangis, pendakwah berambut gondrong itu turut menyelipkan pesan khusus kepada Presiden Prabowo Subianto.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Kepada Bapak Presiden, saya mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada Bapak, atas amanat kepercayaan yang sudah diberikan kepada saya," kata Miftah.

Miftah lantas mengulas kisah hidupnya sebelum akhirnya bisa masuk lingkaran istana di bawah kepemimpinan Prabowo.

"Saya seorang anak, yang berlatar belakang dari jalanan, yang selama ini bergaul dengan dunia marjinal, dunia premanisme dan klub malam, telah diangkat derajat setinggi-tingginya oleh Bapak Presiden,"

"(Jabatan sebagai utusan presiden) adalah anugerah Allah yang luar biasa yang diberikan kepada saya, melalui perantara Bapak Presiden Prabowo Subianto," kata dia.

Mengambil nafas di sela tangisnya, Miftah pun lantas meminta maaf kepada Prabowo. Namun ia tak mengungkap permintaan maaf itu untuk apa.

"Saya mohon maaf, belum bisa menjadi seperti yang diharapkan Bapak Presiden," kata dia. Miftah pun berucap terima kasih kepada Prabowo.

"Saya berterimakasih kepada Bapak Presiden, karena dari bapak saya belajar menjadi seorang kstaria," imbuh dia.

Miftah juga berterima kasih kepada publik.

"Sebagai manusia biasa, saya tidak luput dari kekurangan, kekhilafan, atas kesalahan yang saya buat, baik sengaja atau tidak," ujarnya. "Saya memohon maaf, dari lubuk hati yang paling dalam, karena saya yakin kebenaran hanya milik Allah."

Miftah lantas menyatakan, dia tak mempersoalkan ada tidaknya jabatan yang diberikan Presiden Prabowo kepadanya.

"Bahkan saya pun boleh ada dan tiada sebagai manusia dan warga negara Indonesia. Tetapi Indonesia harus selalu ada sebagai bangsa yang maju, makmur, dan bersatu," kata Miftah.

Apa pun situasinya, Miftah menyatakan telah berjanji kepada dirinya sendiri, akan terus berkontribusi bagi bangsa dan negara.

"Dalam kapasitas saya sebagai pendakwah, saya akan tetap membawa pesan pesan moral, toleransi, dan semangat kebangsaan, menjadikan keberagaman sebagai semangat persatuan dan bukan semangat memecah belah," kata dia.

Miftah sebelumnya telah menyatakan mundur dari jabatannya di kabinet Prabowo.

"Saya memutuskan untuk mengundurkan diri dari tugas saya sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan," kata dia.

Miftah mengundurkan diri pasca kasus hinaannya yang berturut turut viral pekan ini.

Setelah menjadi sorotan tajam masyarakat setelah video yang menghina penjual es teh saat ia mengisi pengajian di Magelang, kini beredar video lawas Miftah merendahkan pelawak senior Yati Pesek.

Juli Hantoro

Juli Hantoro

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus