Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Nafas Pun Lega, Palapa II Pun Naik

Pejabat2 indonesia yg diberitakan menerima komisi dalam proyek palapa, kini boleh lega. terbukti tidak adanya kelainan dalam proyek itu.

12 Maret 1977 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DI mana Dr Thomas P. Cheatham Jr., yang menuduh adanya "permainan komisi dalam proyek Palapa? Para pejabat Indonesia, yang oleh Presiden diminta untuk menyelidiki tulisan wartawan Seymour M. Hersh dalam koran The New York Times 25 Januari lalu, tak mengetahui di mana ia berada. Menteri Perhubungan Emil Salim, dalam suatu jumpa pers dengan para pimpinan redaksi Sabtu 5 Maret lalu mengatakan bahwa fihak kedutaan besar RI di Washington AS, sudah berusaha menghubungi sumber utama wartawan Hersh itu. "Tapi dia tak ada di tempat", katanya. Dan sampai sekarang, "kami tak mengetahui apa yang akan atau tak akan dikatakan oleh Dr Cheatham", kata Emil. Tapi pagi itu, enam hari sebelum diluncurkannya satelit Palapa II dari Tanjung Kennedy, di Florida AS, Menteri Emil Salim kembali mengemukakan pernyataan bahwa "tidak terdapat penyuapan dan kelainan dalam pelaksanaan proyek Palapa ini". Pernyataan demikian, kata Menteri, didasarkan pada hasil pengecekan yang langsung dilakukan Dubes RI di Washington, Rusmin Nuryadin, awal Maret lalu. Dan telah disampaikan kepada Presiden Soeharto pada 3 Maret lalu. Dubes Rusmin beserta stafnya telah berhasil memperoleh pernyataan, yang intinya membantah adanya "penyuapan" atau tak melihat adanya "kelainan" (irregularities) dalam pelaksanaan proyek Palapa beserta 40 stasiun buminya di Indonesia. Dalam bahasa Inggeris yang lancar, Emil Salim membacakan satu demi satu petikan pernyataan dari fihak yang disebut dalam tulisan Hersh itu: dari State Departement (Deplu AS), ketua dewan direksi perusahaan General Telephone & Electronics (GTE), presiden Hughes Aircraft, presiden dari Teleconsult di Washington -- yang ditunjuk oleh kedua belah fihak sebagai konsultan yang 'independen'. "Pertamina" Juga dari bekas konsultan GTE, Vladimir Gold. Yang terakhir ini ada disebut dalam tulisan NYT, sebagai telah melaporkan padaatasannya tentang adanya permintaan suap yang lain oleh seorang "pejabat yang mewakili Pertamina" (lihat TEMPO 6 Pebruari). Tapi dalam suratnya kepada dubes Rusmin, old - yang dikenal sebagai agen penjualan dari CTE - antara lain meyakinkan, "tak pernah mengatakan seperti yang dimuat dalam artikel itu". Emil Salim juga mengemukakan petikan keterangan dari Stephen M. De Bruhl, presiden dan ketua dewan direksi Export-lmport Bank of Washington (Exim Bank). De Bruhl juga telah mendapat surat berisi 10 pertanyaan dari Senator William Proxmire (Partai. Demokrat), sesaat setelah keluarnya artikel Hersh itu. Proxmire, sebagai Ketua Komisi Perbankan Senat, menganggap tuduhan Dr Cheatharn seperti dikemukakan dalarn tulisan NYT itu cukup serius. Dalam keterangannya kepada Dubes Rusmin, De Bruhl antara lain nlengatakan: "Para pejabat dari Hughes Aircraft pernah ditanyai adakah mereka telah atau akan melakukan penyuapan begitu. Perusahaan itu membantah. Kemudian Eximbank menyetujui memberi pinjaman, untuk membiayai proyek tersebut. Dan membuat perjanjian dengan pemerintah Indonesia mengenai para pensuplai, termasuk Hughes, untuk menandatangani pernyataan bahwa tak pernah dan tak akan terjadi pembayaran seperti itu. Pernyataan seperti itu dilakukan oleh Hughes setiap kali mereka menggunakan pinjaman dari Eximbank". Keterangan seperti dikemukakan presiden Eximbank itu sebenarnya ada juga dimuat dalam tulisan Hersh. Mengutip sebuah sumber, Hersh mengatakaul bahwa beberapa pejabat Hughes Aircraft dan ITT (yang terakhir ini mendapat rejeki membuat 15 stasiun bumi di Indonesia seharga AS$ 29,2 juta lebih) pernah dipanggil rhak Eximbank. Selain kepada Hersh, Dr Cheatharn sebelumnya telah memberi keterangan pada orang-orang Eximbank bahwa Hughes Aircraft telah mau melakukan "penyuapan" untuk ditunjuk sebagai kontraktor utama proyek SKSD Palapa. Nafas Lega Nah, setelah berbagai fihak di AS menyatakan tak melihat adanya "ke lainan" dalam proyek Palapa yang mahal itu, banyak orang di Indonesia boleh menarik nafas lega. Termasuk Dirjen Postel Mayjen Soehardjono, yang oleh Dr Cheatham dituduh sebagai orang yang menerima "komisi" dari Hughes itu. Sang dirjen bersama nyonya - disertai dirut Perumtel ir. Willy Munandir telah bertolak ke AS 2 Maret lalu. Seperti juga sewaktu peluncuran Palapa I, Dirjen Soehardjono kini juga ikut mempersiapkan peluncuran Palapa II pada 11 Maret jam 06.16 WIB: satu hari yang sangat bersejarah bagi Orde Baru. Kalau udara dingin yang kini juga terasa di Florida itu tak sampai mengganggu rencana peluncuran, maka 48 jam setelah ditembakkan, Palapa II akan termasuk 'kaveling' Indonesia di antariksa sana. Fungsinya memang sebagai "ban serep". Tapi menurut Emil Salim, itu penting untuk menunjang peranan saudaranya yang sudah lebih dahulu bertengger di sana. Adapun semua biaya pembuatan dan peluncurannya, sudah termasuk dalam paket proyek SKSD yang mulanya diperkirakan tak sampai AS$ 52 juta. Tapi kemudian meningkat setinggi AS$ 161,8 juta (lihat grafik). Kenaikan biaya yang tiga kali lebih itu, kata Emil Salim, disebabkan pertambahan peralatan, kenaikan harga peralatan dan biaya peluncurun gara-gara itu inflasi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus