Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran resmi mengumumkan susunan pengurus dan anggota tim sukses pasangan calon tersebut pada Senin, 6 November 2023. Nama-nama itu disampaikan oleh politikus Golkar sekaligus Sekretaris TKN Nusron Wahid.
Nusron Wahid menyebutkan, susunan pengurus dan anggota TKN Prabowo-Gibran tercatat memiliki 272 nama. Di antara ratusan nama itu terdapat sosok menteri aktif, politikus, purnawirawan TNI dan Polri, tokoh agama, pengusaha, dan profesional.
Profil Nusron Wahid
Nusron Wahid merupakan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Periode 2019-2024. Dilansir dari laman resmi DPR RI, Nusron lahir di Kudus pada 10 Desember 1973. Ia mengenyam pendidikan dasarnya MI Miftahul Thalibin Kudus pada 1989–1995. Lalu melanjutkan pendidikan di MTS Qudsiyyah Kudus pada 1987.
Nusron juga menyelesaikan pendidikanya di MA Qudsiyyah Kauman Kudus pada 1990-1993. Setelah lulus, Nusron mengambil gelar sarjananya di jurusan Ilmu Budaya di Universitas Indonesia. Di jenjang S2, Nusron menyebrang ke jurusan Ekonomi di Universitas Pertanian Bogor. Nusron menyelesaikan studinya pada 2011.
Ia dikenal aktif dan memegang jabatan strategis di berbagai organisasi. Seperti menjabat Ketua Umum Gerakan Pemuda Ansor, Ketua Yayasan Mata Air, dan Ketua Umum Persatuan Mahasiswa Islam Indonesia. Nusron juga menjadi Ketua Suara Mahasiswa UI, Ketua Lembaga Kajian SDM PUNU Jakarta, dan Ketua Lembaga Kajian SDM PCNU Depok.
Teranyar, Nusron dilantik sebagai Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) periode 2022-2027. Keputusan itu dibacakan oleh Ketum PBNU Yahya Cholil Staquf berdasarkan Keputusan PBNU nomor 01/A.2.04/01/2022 tentang pengesahan susunan PBNU masa khidmat 2022-2027.
Dilansir dari partaigolkar.com, Nusron juga sempat menjabat sebagai pengurus PB PBSI, Presidium Pusat Analisis Ketahanan Kepatriotan, dan Peneliti Lembaga Studi Mahasiswa Prasetya UI. Ia juga dipercaya menjadi Staf Ahli Kementerian BUMN dan Staf Ahli Sekretariat Jenderal Kemenkeu. Kemudian diangkat sebagai Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) periode 2014-2019.
Nusron juga pernah bekerja sebagai pengajar di Universitas Indonesia selama setahun. Lalu bekerja sebagai Wartawan Bisnis Indonesia, Peneliti Lembaga Pratana Pembangunan VI dan Konsultan Peneliti PT Arzka Dian Kobar.
Setelahnya, Nusron bermanuver ke dunia politik. Ia berkecimpung di Partai Golongan Karya atau Golkar dengan No. Anggota 302. Ia memulai karir politiknya sebagai Koordinator Bidang Agama DPP Partai Golkar pada 2004-2009.
Tak berapa lama, Nusron memberanikan diri maju di Pemilu 2009-2014. Ia maju dari fraksi Golkar mewakili Jawa Tengah, terutama Kudus. Kala itu, Nusron memperoleh dukungan dari 13.157 suara, sehingga ditempatkan di Komisi VI DPR RI.
Di komisi ini, ia bertugas sebagai pengawas kebijakan-kebijakan yang berhubungan dengan perdagangan, perindustrian, investasi, koperasi, UKM, BUMN, dan Standardisasi Nasional. Nusron juga kerap mengkritik kebijakan privatisasi dan restrukturisasi BUMN.
Tak cukup sekali, Nusron kembali maju di Pemilu 2009-2014. Nasrun pun melenggang di Senayan melalui Partai Golongan Karya dapil Jawa Tengah 2 yang meliputi Kabupaten Kudus, Jepara dan Demak.
Nusron Wahid terpilih kembali menjadi Anggota DPR-RI Periode 2019-2024. Dikutip dari jariungu.com, ia berhasil memperoleh 122.571 suara melalui Partai Golkar dapil Jawa Tengah 2 yang meliputi Kabupaten Kudus, Jepara dan Demak.
Tak selalu moncer, karir Nusron sempat karam pada Pemilu 2014. Dirinya dipecat lantaran tidak memberikan dukungan kepada pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa yang diusung partainya. Ia pun dipecat sebagai kader Golkar pada 24 Juni 2014.
Nusron juga tersandung kasus dugaan suap serangan fajar bersama kolega partainya Bowo Sidik. Nusron dituduh sebagai dalang atas 400 ribu amplop yang dibagikan saat hari pencoblosan pemilu 2019. Selain itu, Nusron sempat menjadi pusat perhatian usai menasehati Ahok agar minta maaf ke publik usai menyinggung Surat Al-Maidah ayat 51.
Berdasarkan data LHKPN 2022, Nusron memiliki kekayaan total mencapai Rp 14,8 miliar. Harta kekayaan itu terbagi beberapa aset seperti tanah dan bangunan, alat transportasi, serta uang kas.
Menurut laporan yang sama, Nusron memiliki 4 mobil di dalam garasinya. Mobil tersebut adalah Toyota Alphard Minibus Tahun 2017 seharga Rp 1 miliar, Toyota Innova Tahun 2019 senilai Rp 350 juta, Honda Hr-V Ru1 1.5 E Cvt Tahun 2015 Rp 150 juta, dan Toyota Kijang Innova Minibus Tahun 2014 seharga Rp 295 juta.
Merujuk nama belakangnya 'Wahid', Nusron tidak memiliki aliran darah dengan keluarga besar Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. Hal ini disampaikan adik Gus Dur, Lily Chodijah Wahid dan Putra KH Wahid Hasyim, KH Sholahuddin Wahid yang menegaskan, Nusron Wahid bukanlah bagian dari keluarga besar Hadratus Syekh KH Hasyim Asyari atau Wahid Hasyim.
Kendati demikian, Nusron Wahid adalah anak ideologinya Gus Dur. Nusron mengaku pertama kali bertemu dengan Gus Dur pada Mei 1986 dalam sebuah pengajian. Dari situlah ia mulai berguru pada Gus Dur dan sering menyembangi setelah pulang kuliah.
Dalam akun medsos pribadinya @NusronWahid pernah mengunggah pertemuan pertamanya dengan Gus Dur: "Sy pertama kali ketemu dan salaman Gus Dur bulan Mei 1986, dlm pengajian Haul KHR Asnawi Kudus, salah satu pendiri NU. Sejak 1993 sy hampir setiap hari bisa berguru langsung dg Gus Dur. Sehabis kuliah nongkrong di PBNU ingin salaman dan tanya segala hal."
KHUMAR MAHENDRA I M ROSSENO AJI I SDA
Pilihan Editor: Tim Kampanye Nasional Prabowo-Gibran Resmi Diumumkan, Begini Susunannya
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini