Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Otot kawat dan banyak uang

Bekas gubernur bengkulu soeprapto terpilih sebagai ketua umum kosgoro periode 1990-1995 pada mubes ke-6 di surabaya. martono dan mw soedarto tersisih. agung laksono jadi sekjen.

17 November 1990 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BEGITU utusan Pimpinan Daerah Kolektif (PDK) I Kosgoro NTB melontarkan nama anggota Dewan Pertimbangan Agung Soeprapto, sebagai ketua formatur dalam Musyawarah Besar Kosgoro ke-6 di Surabaya, Sabtu pekan lampau, kontan kader-kader lain menyambut usul tersebut hampir secara aklamasi. Dukungan itu memang melicinkan jalan bagi bekas Gubernur Bengkulu itu menyisihkan dua kandidat lain, Martono dan M.W. Soedarto, dalam persaingan menduduki kursi ketua umum Pimpinan Pusat Kolektif (PPK) Kosgoro periode 1990-1995. Keraguan sebagian peserta musyawarah berkisar pada kemampuan Soeprapto menggerakkan roda organisasi karena belum pernah menjadi pengurus PDK I. Untung, kriteria pengalaman ini disepakati peserta sidang sehari sebelum pencalonan formatur untuk dihapuskan. Apalagi kemudian Martono, ketua umum periode 1985-1990, yang dikritik banyak peserta kurang bisa menggerakkan organisasi, mengunduran diri dari pencalonan dengan alasan regenerasi sehingga peluang menduduki jabatan puncak di Kosgoro makin terbuka lebar bagi Soeprapto. Saingan Soeprapto dalam meyakinkan enam formatur lainnya tinggal M.W. Soedarto, Ketua Dewan Pertimbangan Organisasi Kosgoro. Tahu lawannya tak punya pengalaman di PDK I membuat Soedarto tetap tidak mau mundur dari bursa pencalonan. Akhirnya Soeprapto terpilih untuk memimpin Kosgoro (Kesatuan Organisasi Serbaguna Gotong Royong), yang didirikan sejumlah bekas anggota TRIP, pada 10 November 1957. Ia menunjuk Agung Laksono sebagai sekjen. "Pengurus harus punya otot kawat balung wesi dan sekaligus punya banyak uang," katanya. Meski Wisma Kosgoro, gedung berlantai 20 di Jalan Thamrin, Jakarta, kini menghasilkan sekitar US$ 200.000 per bulan, tampaknya pengurus baru diminta tak memberatkan keuangan organisasi untuk tugas peninjauan ke daerah-daerah nantinya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus