Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Calon Gubernur Jakarta nomor urut 1, Ridwan Kamil, berencana menjadikan sungai di Jakarta sebagai jalur transportasi publik. Ridwan mengemukakan gagasan itu saat debat pertama Pilkada Jakarta, Ahad, 6 Oktober 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Ridwan, ada 13 sungai di Jakarta yang bisa dilalui perahu sebagai sarana transportasi. Dia menilai transportasi sungai itu bisa mengurangi kemacetan di Jakarta.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kami mungkin akan coba berinovasi membuat riverway atau perahu melintasi 13 sungai," kata eks gubernur Jawa Barat ini.
Akan tetapi, menurut Direktur Eksekutif Institut Studi Transportasi, Deddy Herlambang, terdapat sejumlah hambatan bila ingin mewujudkan rencana tersebut. Mulai dari ketiadaan regulasi, minimnya studi hingga proses pengadaan fasilitas pendukung yang membutuhkan waktu lama.
Deddy mengatakan hingga saat ini belum ada regulasi yang mengatur tentang transportasi sungai. Meskipun regulasinya dibuat, kata dia, warga Jakarta belum tentu mau menggunakan transportasi sungai untuk mobilitas sehari-hari.
"Belum lagi terdapat risiko ketika banjir. Kalaupun tetap diwujudkan, paling cepat tiga tahun," kata Herlambang melalui pesan tertulis kepada Tempo, Senin, 7 Oktober 2024.
Deddy melanjutkan, lanskap Jakarta juga tidak mendukung untuk menjadikan sungai sebagai jalur transportasi. "Jakarta ini tidak seperti Venesia yang desain kotanya memang cocok untuk transportasi sungai. Kalau dipaksakan, ya susah, sungai di Jakarta kalau musim kemarau akan dangkal, bagaimana akan dilalui kapal," katanya.
Alih-alih mengembangkan transportasi sungai yang belum punya kajian, Deddy menyarankan agar kebijakan calon gubernur lebih fokus mengembangkan sarana transportasi yang sudah ada. Dia mengatakan salah satu langkah yang bisa diambil yakni memperluas jaringan Transjakarta di wilayah aglomerasi.
"Menurut saya lebih masuk akal yakni menambah bus Transjakarta menjadi Transjabodetabek. Karena hanya beli sarana bus dan dioperasikan di seluruh ruas jalan di Jabodetabek," katanya.