Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

politik

Peran Posyandu dalam Mencegah Diabetes Anak

Diabetes anak di Indonesia terus meningkat. Peneliti menyebutkan posyandu bisa berperan mencegah asupan gula berlebih pada bayi.

19 Juli 2024 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Temuan tingginya kadar gula pada makanan bayi dari produsen makanan terkemuka menambah besar ancaman diabetes pada anak di Indonesia.

  • Peneliti dari The Prakarsa menilai posyandu bisa menjadi ujung tombak pemberantasan diabetes pada anak dengan mengajak para ibu menekan konsumsi gula pada anak.

  • Banyak riset menyebutkan tingkat kepercayaan publik terhadap kader posyandu.

PADA April 2024, publik diramaikan oleh laporan investigasi seputar produsen makanan dan minuman global yang memasukkan gula tambahan dalam 13 produk sereal bayi untuk pasar utama Indonesia. Tambahan gulanya termasuk tinggi, yakni 3,8 gram (setara dengan satu sendok teh) per porsi, dibandingkan dengan di negara-negara maju.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tambahan gula tersebut menjadi alarm nyaring bahwa makanan bayi di Indonesia tak bebas dari risiko gula berlebih. Ini menambah pelik penanganan diabetes anak di Indonesia yang jumlah kasusnya sudah naik 70 kali lipat sejak 2010 hingga awal 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kelebihan gula berisiko memperparah prevalensi tengkes (stunting) di Indonesia yang saat ini mencapai 21,6 persen. Prevalensi ini merupakan yang tertinggi kedua di ASEAN setelah Timor Leste.

Pasokan gula berlebih pada makanan bayi tidak bisa kita biarkan. Pemerintah, selain mengatur dan mengawasi batasan gula dalam makanan dan minuman bayi serta anak, perlu segera memperkuat intervensi di pelayanan kesehatan dasar, seperti pos pelayanan terpadu (posyandu). 

Posyandu berpotensi menjadi garda terdepan dalam pengawasan nutrisi pada anak. Sebab, posyandu memiliki kader-kader kesehatan di tingkat rukun warga sehingga lebih gampang menjangkau masyarakat secara langsung. Jangkauan ini memungkinkan posyandu memperhatikan kebiasaan masyarakat di tingkat keluarga yang memiliki anak.

Aktivitas posyandu Kenanga memberikan makanan tambahan (PMT) lokal telur puyuh kepada anak saat posyandu di Desa Utama, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, 13 Juli 2024. ANTARA/Adeng Bustomi

Potensi Besar Posyandu

Posyandu merupakan fasilitas kesehatan dasar di tingkat komunitas, khususnya pelayanan ibu dan anak, pertolongan pertama, serta penyakit tak menular.

Biasanya tiga sampai lima orang kader dalam satu posyandu melayani sekitar 100 anak balita dan 700 orang di sekitarnya. Kader posyandu juga menjadi jembatan petugas kesehatan profesional dengan masyarakat.

Per 2019, terdapat 302.150 posyandu yang tersebar di seluruh Indonesia, dengan jumlah kader kesehatan lebih dari 1,5 juta orang.

Kader-kader posyandu merupakan orang yang ditunjuk langsung oleh pihak desa dan kelurahan untuk memberikan pelayanan dan promosi kesehatan sesuai dengan kondisi komunitas masing-masing. Hal ini membuat kader posyandu bisa lebih dipercaya oleh masyarakat.

Survei internal organisasi masyarakat sipil bidang kesehatan, 1000 Days Fund (tidak dipublikasikan), menunjukkan, dari 598 ibu hamil dan anak balita, sebagian besar mengaku rutin memeriksakan kesehatan di posyandu sebanyak tujuh kali selama masa kehamilan. Sebanyak 73,6 persen dari mereka merasakan pentingnya dan mempercayai kemampuan kader-kader posyandu.

Pelatihan untuk Penguatan

Pemerintah perlu memberikan dukungan memadai bagi jutaan kader posyandu berkaitan dengan pelayanan kesehatan melalui pelatihan.

Pelatihan ini sangat penting karena sekitar 90 persen kader posyandu tidak terlatih. Dukungan pemerintah kepada kader posyandu dan pengawasan terhadap mereka juga sangat minim, padahal mereka sangat membutuhkannya.

Untuk mengawasi pemenuhan nutrisi dan membatasi asupan gula berlebih pada bayi dan anak, kader posyandu membutuhkan pelatihan pengelolaan posyandu, keterampilan ibu hamil dan ibu menyusui, serta keterampilan bayi dan anak balita.

Pelatihan para kader juga harus mencakup peningkatan 25 kecakapan dan keterampilan dasar kader kesehatan. Kecakapan ini mengakomodasi seluruh siklus hidup manusia, termasuk bayi dan anak balita.

Salah satu bukti peningkatan indikator perilaku berkat pelatihan adalah tingkat pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif pada ibu menyusui. Pelatihan oleh organisasi 1000 Days Fund di daerah intervensi selama 2022-2024 menunjukkan kader mampu menyalurkan pengetahuan mereka kepada masyarakat. Hasilnya, dalam setahun, tingkat pemberian ASI eksklusif meningkat 5,9 persen pada kuartal pertama 2024 dibanding pada kuartal keempat 2023.

Sejumlah warga dan anak balitanya menunggu giliran saat pelayanan kesehatan di Posyandu Mawar I, Kelurahan Palupi, Tatanga, Palu, Sulawesi Tengah, 3 Juni 2024. ANTARA/Basri Marzuki

Pengawasan Berjenjang

Pemerintah juga harus melaksanakan pengawasan berjenjang untuk memastikan para kader benar-benar mempraktikkan materi pelatihan dalam tugas mereka sehari-hari.

Pengawasan bisa dilakukan melalui pembinaan reguler dan evaluasi berkesinambungan oleh tenaga kesehatan pusat kesehatan masyarakat. Sistem pengawasan yang baik akan menciptakan umpan balik sehingga kader dapat terus meningkatkan kinerja mereka.

Peningkatan kualitas kader posyandu melalui pelatihan dan pengawasan berjenjang tidak hanya akan meningkatkan kualitas layanan kesehatan di tingkat akar rumput, tapi juga secara signifikan bakal memperkuat sistem kesehatan nasional. Studi di negara-negara berkembang di Asia hingga Afrika menyebutkan peran pekerja kesehatan komunitas membantu penanggulangan kasus kesehatan yang spesifik, seperti malaria, stunting, HIV/AIDS, dan diabetes.

Investasi dalam pelatihan dan pengawasan kader posyandu merupakan investasi masa depan kesehatan Indonesia. Dengan mengedepankan skema pelatihan dan pengawasan yang lebih sistematis, kita bisa mengharapkan peningkatan signifikan dalam kesehatan dan asupan nutrisi bayi serta anak.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Artikel ini terbit pertama kali di The Conversation Indonesia.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus