Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nusa

Perjuangan Refiqka Asmilla Anak Buruh Kebun Sawit di Jambi Tembus Fakultas Kedokteran Hewan UGM

Perjalanan penuh tantangan Refiqka Asmilla lolos Fakultas Kedokteran Hewan UGM. Ia anak buruh kebun sabit di Sorolangun, Jambi.

27 Juli 2024 | 13.45 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Refiqka Asmilla Rahma siswa dari Sungai Batu, Kecamatan Sarolangun, Jambi, menghadapi tantangan besar dalam perjalanannya menuju bangku kuliah. Meski diwarnai oleh keraguan dan berbagai rintangan, impiannya untuk belajar di Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada (UGM) akhirnya terwujud. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan Fiqka menuju Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada penuh dengan tantangan dan keraguan. Meski telah menerima kabar baik tentang diterimanya di fakultas bergengsi tersebut melalui Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP), Fiqka masih merasa sulit untuk mempercayainya. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Entah berapa kali buka tutup pengumuman. Berulang kali saya bertanya, benar ndak ini,” kata Fiqka di rumahnya Sungai Batu RT 10 RW 3 Sukasari Kec. Sarolangun Kab. Sarolangun, Jambi seperti yang dikutip dari ugm.ac.id. 

Fiqka awalnya berencana memilih Institut Pertanian Bogor (IPB) dengan program studi Kedokteran Hewan. Namun, ketika salah satu temannya tiba-tiba memilih program studi yang sama, dia memutuskan untuk mengganti pilihannya. Dalam ketidakpastian, pihak sekolah menyarankan Fiqka untuk memilih UGM, sesuai kebijakan SMA Negeri 1 Sarolangun yang ingin memastikan siswa yang mendapatkan kuota SNBP memiliki peluang besar untuk diterima di perguruan tinggi negeri.

“Bingung waktu itu. Karena memang tidak mungkin dalam satu sekolah diperbolehkan memilih perguruan tinggi dan prodi yang sama,” ujarnya. Dengan dorongan dari teman-temannya, akhirnya Fiqka memilih Fakultas Kedokteran Hewan UGM.

Namun, Fiqka masih ragu dan meminta pendapat dari ibunya, Wiwik Purwaningsih. Saat masih kebingungan, Fiqka teringat tantangan dari ayahnya ketika ia duduk di kelas XI, yang bertanya ke mana dia akan melanjutkan pendidikan setelah lulus. Fiqka juga mendapat dorongan dari pamannya di Klaten untuk memilih UGM. “Om tidak berani kayaknya, UGM itu terlalu tinggi,” kata Fiqka pada pamannya.

Dengan dukungan orang-orang terdekatnya, Fiqka akhirnya bersyukur karena merasa dikelilingi oleh orang-orang yang peduli dan mencintainya, meskipun ada juga yang tidak menyukai dia. Fiqka, yang merupakan anak pasangan Kasto dan Wiwik Purwaningsih, memiliki adik kandung bernama Ferizka Asmilla Rahma. 

Ayahnya, Kasto, yang bekerja sebagai penjual mi ayam keliling, meninggal ketika Fiqka duduk di kelas V SDN 64/VII Sukasari II, Kecamatan Sarolangun. Setelah itu, ibunya menikah lagi dengan Suyatno, seorang pekerja serabutan di perkebunan kelapa sawit. Dari pernikahan ini, Fiqka memiliki adik tiri bernama M. Raka Dirga Wijaya.

Fiqka sering mengalami ejekan dari teman-temannya karena kondisi keluarganya yang miskin. Namun, dia memilih untuk menahan diri dan tidak membalas. Di SMA Negeri 1 Sarolangun, beberapa temannya bahkan gemas karena Fiqka tidak membalas perlakuan mereka yang membully. Namun, Fiqka tetap memilih diam dan fokus pada prestasinya.

Prestasi-prestasi Fiqka terus berlanjut, termasuk menjadi juara 4 Olimpiade Kebumian tingkat kabupaten 2022, juara 2 Olimpiade Kebumian tingkat kabupaten 2023, dan juara 1 lomba cipta puisi tingkat kabupaten 2023. Dia juga aktif dalam organisasi Kerohanian Islam (Rohis) dan sebagai penghafal Al-Qur'an (Tahfiz).

Fiqka membagi waktunya dengan baik, biasanya belajar setelah shalat Isya hingga pukul 22.30. Di waktu luang, dia suka membaca novel. Bagi Fiqka, fokus adalah kunci keberhasilannya dalam belajar.

Saat musim kemarau, sebelum berangkat sekolah, Fiqka membantu ibunya menjemur jagung dan menjual dagangan jagung marning serta keripik tempe di sekolahnya. Kini, Fiqka lega karena diterima di Fakultas Kedokteran Hewan UGM dengan subsidi UKT 100 persen dari UGM. Dia berharap bisa kuliah dengan baik dan setelah lulus, ingin kembali ke daerah transmigrasi di Jambi yang masih membutuhkan dokter hewan.

Ibunya, Wiwik Purwaningsih, merasa lega dan berharap Fiqka dapat kuliah dengan baik di UGM. “Saya mau nyangoni apa, saya juga tidak punya. Berdoa saja semoga Fiqka selalu sehat, bisa kuliah dengan baik, dan jangan lupa sholat,” kata Wiwik.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus