Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menyebut aggaran pertahanan Indonesia salah satu terendah di Asia. Prabowo mengatakan saat ini anggaran pertahanan baru 0,89 persen terhadap Produk Domestik Bruto.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Memang untuk pertahanan ini mahal. Saat ini anggarannya masih di bawah satu persen. Kemarin saya ke Filipina, di sana sudah tiga persen dari PDB-nya," kata Prabowo saat rapat kerja bersama Komisi I DPR, Rabu, 25 September 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Presiden terpilih untuk periode 2024-2029 ini memaklumi mengapa alokasi anggaran pertahanan masih rendah dibandingkan negara lain. "Pada kesempata ini saya mengkui cita-cita untuk memiliki pertahanan kuat belum tercapai, belum tercapai karena mengutamakan kesejahteraa rakyat," katanya.
Prabowo berharap di masa pemerintahannya mendatang, anggaran pertahanan Indonesia bisa mencapai satu persen terhadap PDB. Sebab, kata Prabowo, Indonesia membutuhkan pertahanan yang kuat untuk melindungi kedaulatan di tengah kondisi global yang rentan terhadap peperangan.
"Saya terus menerus memperingatkan, bahwa Indonesia harus kuat menjaga kedaulatan karena kta memiliki sumber daya alama yang luar biasa. Walaupun kekayaan itu mengalami kebocoran cukup besar, tapi kekayaan kita masih banyak dan diincar oleh pihak asing," katanya.
Ketua Komisi I Meutya Viada Hafid memaklumi masih rendahnya anggaran pertahan Indonesia dibanding negara lain. Dia mengatakan keterbatasan anggaran tersebut karena kondisi keuangan negara yang terbatas.
Kendati demikian, dia mengklaim Komisi I periode 2019-2024 telah menyiapkan rekomendasi agar anggaran pertahanan bisa dinaikkan menjadi satu persen terhadap PDB oleh anggota DPR selanjutnya. "Kami di Komisi I juga sudah menyiapkan rancangan strategis belanja alutista melalui panitia kerja," katanya.
Meskipun anggaran pertahanan masih berada di bawah satu persen terhadap PDB, Meutya menyebutkan selama di bawah kepemimpinan Prabowo, anggaran pertahanan mengalami kenaikan cukup signifikan dibanding periode sebelumnya. "Ada kenaikan dari Rp 130 triliunan sekarang sudah mencapai Rp 160 triliunan per tahun," kata politikus Golkar itu.