Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Pria Asal Pandeglang Ini Sebut Dirinya Sebagai Raja Kerajaan Angling Dharma

Setelah munculnya Sunda Empire yang sempat menghebohkan masyarakat Indonesia, baru-baru ini muncul lagi kerajaan baru dengan nama Kerajaan Angling Dharma.

24 September 2021 | 14.09 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Munculnya kerajaan Angling Dharma di Pandeglang telah menjadi perbincangan masyarakat. Kerajaan ini dipimpin oleh seorang raja dan memiliki sebuah istana di Desa Pandat, Kecamatan Mandalawangi. ANTARA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Setelah munculnya Sunda Empire yang sempat menghebohkan masyarakat Indonesia beberapa tahun terakhir, baru-baru ini muncul lagi kerajaan baru dengan nama Kerajaan Angling Dharma. Kerajaan tersebut dipimpin oleh Iskandar Jamaludin Firdaus, pria paruh baya asal Pandeglang, Banten, yang mengklaim dirinya merupakan keturunan dari berbagai kerajaan dan kesultanan di tanah air. Selain mengklaim dirinya sebagai raja dengan sebutan Baginda Sultan, Iskandar Jamaludin Firdaus juga mengaku telah membangun puluhan rumah warga sejak 2017 silam.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lokasi istana Kerajaan Angling Dharma ini terletak di Desa Pandat, Kecamatan Mandalawangi, Pandeglang, Banten. Saat sejumlah wartawan mengunjungi kediaman Iskandar Jamaludin Firdaus, pengawal sang raja yang menyebut dirinya dengan panggilan Ki Jamil mengatakan “Baginda Raja” belum dapat menerima wartawan. Kendati begitu, dirinya memperkenankan pengawalnya tersebut untuk menjawab beberapa pertanyaan dari insan media.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Ki Jamil, sebenarnya keberadaan Kerajaan Angling Dharma telah berdiri sejak 2004 saat Iskandar Jamaludin Firdaus “turun gunung” dan diangkat sebagai raja. Ki Jamil enggan menceritakan siapa yang mengangkat Iskandar Jamaludin Firdaus sebagai raja, karena menurut dia itu urusannya dengan yang gaib. “Baginda diangkat menjadi raja pada tahun 2004, itu asal-usul urusannya juga dengan gaib,” kata Ki Jamil. Beberapa sumber menyebutkan pengangkatan tersebut didapatkan Iskandar Jamaludin Firdaus lewat mimpi.

Ki Jamil juga menyebut bahwa pengangkatan Iskandar Jamaludin Firdaus sebagai raja Kerajaan Angling Dharma juga bukan kehendak dirinya atau pun kehendak masyarakat. Pengangkatan tersebut menurut dia murni kehendak Sang Pencipta. “Pengangkatan ini bukan keinginan baginda bukan juga keinginan masyarakat, tapi memang sudah perintah dari sana-nya, dari Sang Pencipta,” katanya.

Meskipun disebut sebagai raja, ternyata gelar ini tidak diklaim oleh Iskandar Jamaludin Firdaus sendiri. Gelar tersebut rupanya juga diberikan oleh warganya yang mengaitkan sosok Jamaludin dengan Satria Piningit dalam ramalan Jayabaya.

Setelah diangkat jadi raja dan turun gunung, Iskandar Jamaludin Firdaus kemudian mengumpulkan pengikut yang mempercayai dirinya sebagai sosok yang dipilih Sang Pencipta sebagai pemegang takhta Kerajaan Angling Dharma. Ki Jamil bahkan juga menyebut pengikut Baginda Raja Iskandar Jamaludin Firdaus percaya apa yang diucapkan raja mereka akan menjadi kenyataan. Kepercayaan tersebut semakin diperkuat dengan klaim bahwa raja Kerajaan Angling Dharma tersebut merupakan keturunan Kesultanan Banten. “Baginda juga ada keturunan dari Kesultanan Banten, ada dari beberapa silsilahnya,” kata Ki Jamil membenarkan.

Sebagai raja Kerajaan Angling Dharma, Iskandar Jamaludin Firdaus dikenal sebagai sosok yang dermawan dan kerap membantu warga miskin. Di antaranya yaitu melakukan bedah rumah sebanyak lebih dari tiga puluh unit. Rumah-rumah warganya yang tidak layak huni dibangunnya menjadi tempat tinggal baru. Selain itu, sang Raja juga disebut-sebut senang membantu kehidupan warga dengan cara memberikan santunan rutin kepada anak yatim dan janda di Pandeglang.

Kasi Kesejahteraan Desa Pandat, Dimas Febrian, mengatakan kendati Iskandar Jamaludin Firdaus terkenal tertutup, namun sosoknya juga dikenal karena dermawan. Menurut dia, pria berusia 70 tahun tersebut telah tinggal di Desa Pandat, Kecamatan Mandalawangi, Pandeglang, Banten, selama 10 tahun. “Udah lama tinggal di sininya mah, sudah lebih dari 10 tahun. Dia kepribadiannya tidak terlalu berkecimpung dengan masyarakat,” jelasnya. Iskandar Jamaludin Firdaus disebut juga sering mengadakan zikiran dan kesenian keagamaan di kediamannya yang juga jadi padepokan tersebut.

Sementara itu, Polres Pandeglang setelah menerjunkan personelnya ke lokasi untuk menggali informasi. Polisi memastikan Kerajaan Angling Dharma bukan merupakan kerajaan. Sementara singgasana hingga ornamen kerajaan yang ditemukan di lokasi, tidak lain hanya karena sang Baginda Sultan Iskandar Jamaludin Firdaus menyukai hal tersebut. “Kapolsek Mandalawangi sudah mengkonfirmasi semua keluarganya dan mengaku bahwa yang bersangkutan bukan kerajaan, namun yang bersangkutan suka dengan corak-corak raja,” kata Kapolres Pandeglang, AKBP Belny Warlansyah, Kamis, 23 September 2021.

HENDRIK KHOIRUL MUHID

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus