Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sosok Xaviera Putri tengah mencuri perhatian publik setelah hadir sebagai peserta tambahan dalam acara Clash of Champions (COC) episode kedua yang diselenggarakan Ruangguru. Dalam video yang beredar di media sosial, dia tampil percaya diri dengan menunjukkan kemampuannya menjawab berbagai pertanyaan dalam acara yang terinspirasi dari University War itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selain karena kelihaiannya dalam menjawab pertanyaan, Xaviera juga menjadi sorotan karena berhasil menjadi mahasiswa di salah satu perguruan tinggi terbaik di Korea Selatan, yaitu Korean Advanced Institute of Science and Technology (KAIST). Dalam acara COC, dia bergabung dengan tim yang juga sedang menempuh pendidikan di kampus luar negeri. Lantas, seperti apa profil KAIST?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Profil KAIST
KAIST merupakan universitas dengan orientasi penelitian pertama di Korea Selatan. Perguruan tinggi yang didirikan pada 1971 lalu itu memiliki tujuan yang tidak hanya mendidik peneliti muda dalam bidang ilmu teknik, tetapi juga memberikan bekal kuat untuk pengembangan sekolah tinggi di masa depan.
Kampus yang terletak di Daedeok Innopolis, Daejon, Korea Selatan tersebut berkembang menjadi sebuah lembaga aktif dan kerap kali dijadikan referensi bagi beberapa universitas ternama dalam bidang pendidikan dan penelitian ilmiah global.
KAIST menyediakan program pendidikan tinggi ilmu pengetahuan dan teknologi bagi para mahasiswanya, termasuk fisika, teknik, matematika, hingga bisnis, manajemen, dan ilmu sosial. Perguruan tinggi tersebut berkomitmen untuk menyelenggarakan riset berteknologi dasar guna memecahkan isu global dengan 232 rekan institusi yang tersebar di 55 negara.
KAIST menjadi salah satu kampus terbaik di Korea Selatan pada 2024 menurut beberapa lembaga pemeringkat perguruan tinggi. Misalnya, peringkat ke-3 versi EduRank, peringkat ke-53 dunia oleh Quacquarelli Symonds (QS) World University Rankings, dan peringkat ke-2 menurut UniRank.
Biaya Kuliah KAIST
Melansir laman resminya, biaya kuliah untuk mahasiswa sarjana KAIST yang menempuh 0-3 satuan kredit semester (SKS) sebesar 381.000 won atau sekitar Rp 4.450.080 (kurs Rp 11,68). Semakin banyak jumlah SKS yang didaftarkan, maka semakin tinggi biaya kuliah yang harus dibayarkan.
Kemudian, untuk mahasiswa dengan 4-6 SKS harus membayar 572.000 won atau sekitar Rp 6.680.960 per semester. Sementara untuk 7-9 SKS sebesar 1.144.000 won atau Rp 13.361.920 per semester, lalu di atas 10 SKS mencapai 1.717.000 won atau Rp 20.054.560 per semester.
Sementara itu, rincian biaya kuliah pascasarjana di KAIST per semester sebagai berikut:
- KAIST Master of Business Administration (MBA): 13.200.000 won.
- Impact MBA: 13.200.000 won.
- Techno MBA (TMBA): 12.600.000 won.
- Executive MBA (EMBA): 20.000.000 won.
- Finance MBA (FMBA): 15.910.000 won.
- Information and Media MBA (IMMBA): 20.090.000 won.
- Social Entrepreneurship MBA (SEMBA): 12.600.000 won (untuk mahasiswa yang masuk pada 2021) dan 13.200.000 won (untuk mahasiswa yang masuk pada 2022).
- Professional MBA (PMBA): 8.100.000 won dan 8.000.000 won (untuk mahasiswa yang masuk pada 2022)
- Master of Information Management (IMMS): 10.250.000 won dan 10.080.000 won (untuk mahasiswa yang masuk pada 2022).
- Master of Financial Engineering (MFE): 15.910.000 won.
- Green Business and Policy Program: 12.360.000 won.
- Digital Finance MBA (DFMBA): 12.000.000 won.
MELYNDA DWI PUSPITA
Pilihan editor: Kemenag Siapkan Langkah Cegah Konflik Jelang Pilkada Serentak