Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi mengatakan proses penyeberangan kendaraan arus balik lebaran dari Pelabuhan Bakauheni menuju Pelabuhan Merak terbilang lancar. Dia mengatakan antrean kendaraan yang hendak menyeberang tidak terlalu padat karena penerapan sistem Tiba Bongkar Berangkat (TBB). Sistem ini diberlakukan saat puncak arus balik, Ahad, 6 April 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebelumnya, dikutip dari Antara, pada arus mudik H-2 Lebaran 2025, dibuka penyeberangan melalui Pelabuhan Ciwandan. Pemudik dengan kendaraan sepeda motor mengalami lonjakan sehingga memadati kantong parkir seluar 1,7 hektare pelabuhan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Profil Pelabuhan Ciwandan
Dilansir dari laman Bantenport.com, PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang Banten atau biasa dikenal dengan Pelabuhan Umum Ciwandan terletak di Kecamatan Ciwandan Kota Cilegon Provinsi Banten. Pelabuhan ini diresmikan pada 27 Agustus 1988 dengan luas daerah lingkungan kerja daratan 54,7 hektare dan daerah lingkungan kerja perairan sekitar 4.100 hektare.
Sejak 2017 Pelabuhan Umum Ciwandan berubah dari pelabuhan kelas II menjadi pelabuhan kelas utama. Perubahan tersebut dikarenakan peningkatan kinerja dan pendapatan usaha perusahaan sehingga harus dilakukan penataan dan peningkatan di bidang pelayanan dan fasilitas.
Mulai dari 1 Juli 2004, Pelabuhan Umum Ciwandan telah menerapkan sistem Kode Pengamanan Kapal dan Fasilitas Pelabuhan Internasional. Penerapan sistem dan fasilitas ini memungkinkan Pelabuhan Umum Ciwandan siap untuk disinggahi atau dikunjungi oleh kapal-kapal internasional dan menerapkan Sistem Manajemen Mutu SNI ISO 9001:2008 dengan masa berlaku sampai 14 September 2018.
Dikutip dari Snglogistic.com, pelabuhan ini menjadi penghubung antara Pulau Jawa dengan Pulau Sumatera melalui Selat Sunda. Salah satu fungsi dari pelabuhan ini adalah mendukung mengurangi beban lalu lintas di Pelabuhan Merak, khususnya saat musim mudik Lebaran atau libur panjang.
Pelabuhan Ciwandan sudah ada sejak era Kesultanan Banten yang menjadi gerbang utama persinggahan kapal sebelum menuju ke destinasi lainnya. Pelabuhan di Banten mengalami pertumbuhan berkat industri logam, mesin, kimia, hingga minyak kelapa sawit. Setelah Indonesia merdeka, pelabuhan ini terus dikembangkan dan dikelola.
Dikutip dari laman Pelindo, pelabuhan Ciwandan melayani berbagai macam komoditi curah kering, curah air, dan general cargo. Komoditi curah kering meliputi gandum, batubara, nikel ore, semen, gypsum, dan cangkang. Komoditi curah cair antara lain aspal cair, HSD, methanol, paraxylene, dan sulfur. Sedangkan untuk general cargo, komoditi yang ditangani antara lain heavy equipment, steel structure, dan sebagainya.
Nandito Putra turut berkontribusi pada penulisan artikel ini