Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Pendidikan

Rekrutmen Guru dan Siswa Sekolah Rakyat Dibuka Bulan ini

Ada 53 Sekolah Rakyat yang akan menerima siswa baru pada tahun ajaran 2025/2026 mendatang.

9 April 2025 | 16.49 WIB

Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf (dua dari kanan) menjelaskan rencana program Sekolah Rakyat kepada wartawan saat ditemui di Masjid Jami Baiturrahmah Solo, Jawa Tengah, 23 Maret 2025. Tempo/Septhia Ryanthie
Perbesar
Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf (dua dari kanan) menjelaskan rencana program Sekolah Rakyat kepada wartawan saat ditemui di Masjid Jami Baiturrahmah Solo, Jawa Tengah, 23 Maret 2025. Tempo/Septhia Ryanthie

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Sosial Syaifullah Yusuf memastikan rekrutmen tenaga pendidik atau guru untuk Sekolah Rakyat akan dibuka bulan ini bersamaan dengan penerimaan siswa dan siswi yang akan bersekolah di lembaga tersebut. Ia menyebut semua proses rekrutmen itu ditargetkan akan rampung sebelum tahun ajaran baru dimulai pada pada Juli mendatang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

“Ya ini proses Insya allah diharapkan di April ini, targetnya Mei tuntas,” kata Saifullah saat ditemui di kantornya, Jakarta Pusat, Rabu, 9 April 2025. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Saifullah mengatakan ada 53 sekolah rakyat yang siap dibuka di tahun ajaran 2025/2026. Beberapa di antaranya berada di Jakarta, Bekasi, Temanggung, Magelang, Bandung, Kalimantan, Aceh, hingga Papua. 

Ia mengungkap semua mekanisme penerimaan guru hingga kurikulum pembelajaran di Sekolah Rakyat itu akan disepakati oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), Kementerian Pekerjaan Umum (PU), dan Kementerian Sosial pada siang ini, Rabu, 9 April 2025.  “Hari ini nanti kita akan ketemu Kementerian PU di sini. Kira-kira nanti jam 12 siang ini. Kita juga akan lakukan koordinasi dengan Satgas Kurikulum dan Rekrutmen Guru-Siswa itu,” kata Saifullah. 

Menurut Saifullah, guru yang akan direkrut menjadi tenaga pengajar di Sekolah Rakyat akan diambil dari pengajar yang sudah mendapatkan sertifikasi Program Pendidikan Profesi Guru (PPG). Mereka nantinya akan dikontrak khusus melalui kontrak kerja individu dan tidak berstatus sebagai aparatur sipil negara (ASN) ataupun Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). 

Alasan pemerintah tidak menempatkan ASN atau PPPK di Sekolah Rakyat karena para pegawai dengan status itu rata-rata sudah bertugas di daerah. “Nah umumnya juga daerah itu kekurangan guru. Jadi tentu prioritas kami adalah tidak mengganggu guru-guru yang sudah bertugas di kampungnya,” kata Saifullah. 

Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto berencana membangun 200 Sekolah Rakyat, sebuah program pendidikan gratis yang dirancang untuk memberikan akses pendidikan berkualitas bagi masyarakat kurang mampu. Sekolah Rakyat yang akan dibangun nantinya akan menyerupai sekolah asrama atau boarding school. Nantinya, seluruh kebutuhan sekolah murid Sekolah Rakyat mulai dari seragam, makan, asrama, peralatan sekolah, dan lainnya 100 persen akan ditanggung oleh negara.

Adapun pproses rekrutmen peserta didik, pemerintah akan memanfaatkan integrasi antara data pokok pendidikan (Dapodik) dan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTSEN). Siswa yang berhak masuk sekolah rakyat adalah anak-anak dari keluarga dalam desil 1 dan 2 (kategori paling miskin), yang tidak terdata di Dapodik.

“Kalau mereka tidak terdata dalam dapodik, berarti mereka adalah anak yang putus sekolah. Sehingga tidak akan mengambil peserta didik dari mereka yang sudah bersekolah,” ujar Saifullah.

Nabiila Azzahra berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus