Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 1,5 juta orang tercatat keluar dari Jabodetabek sejak masa pengetatan mudik 22 April lalu hingga 11 Mei 2021. Juru Bicara Kementerian Perhubungan, Adita Irawati, mengatakan masyarakat bergerak menuju arah Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Sumatera melalui pelbagai pintu jalan tol maupun penyeberangan Merak-Bakauheni.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Tujuan masyarakat itu bervariasi karena data diambil sejak pengetatan, apakah itu untuk mudik atau aktivitas yang dikecualikan, kita harus melihat spesifik,” ujar Adita dalam konferensi pers virtual, Kamis, 13 Mei 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berdasarkan survei yang dilakukan Kementerian Perhubungan, Adita menerangkan adanya potensi lonjakan pergerakan arus balik pasca-Lebaran. Arus puncak balik diprediksi terjadi pada 16 dan 20 Mei 2021 atau H+3 dan H+7 Idul Fitri.
Untuk menekan angka penyebaran virus corona di masa arus balik, Adita memastikan Kementerian Perhubungan akan mengadakan tes Covid-19 bagi masyarakat di yang melintas di jalan tol dan jalan-jalan nasional. Tes akan dilakukan di posko-posko pengecekan, seperti di 21 titik di jalan tol, baik di rest area maupun pintu tol utama.
“Kami juga berupaya meningkatkan random testing kepada pengguna angkutan jalan, baik roda dua maupun angkutan pribadi roda empat, yang nantinya menggunakan berbagai akses jalan,” ujar Adita.
Meski demikian, Adita menyebut tren pergerakan masyarakat di masa larangan mudik 6-17 Mei 2021 dengan transportasi umum telah berkurang. Berdasarkan data posko pemantauan pergerakan masyarakat, penumpang angkutan jalan melorot mencapai 86persen ketimbang pada masa sebelum larangan mudik.
Sedangkan penumpang angkutan penyeberangan turun 62 persen, angkutan laut turun 30 persen, dan angkutan kereta api anjlok 88 persen. Penurunan paling tajam saat larangan mudik terjadi untuk angkutan udara yang mencapai 93 persen.